20 Menit Lebih dari Cukup, tapi Sudah Lama Kita ke Restoran Bukan Sekadar untuk Makan

Redaksi | 28 Juli 2021 | 15:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Waktu 20 menit lebih dari cukup untuk makan, bahkan mungkin bisa dilanjut dengan menyundut sebatang rokok. Tapi sudah sejak lama kita ke restoran bukan sekadar untuk makan. Sudah lama juga restoran bukan sekadar tempat makan. Di restoran kita biasa bisa sekaligus melakukan berbagai macam pertemuan: rapat dengan klien, menjamu keluarga, bertemu dan kangen-kangenan dengan teman lama, arisan, pacaran, dan banyak lagi aktivitas yang biasa kita lakukan di tempat makan ini. 

Sadar tak lagi hanya jadi tempat makan, sudah lama juga restoran mengubah tampilan luar dan dalam menjadi semenarik dan senyaman mungkin. Hidangan lezat ditambah ruangan dengan atmosfer yang nyaman, membuat siapapun betah berlama-lama di sana. Duduk di sofa empuk dengan wifi kencang, kita makan sambil ngobrol berjam-jam soal penting maupun yang tidak. Bahkan setelah makanan dan minuman yang dipesan ludes tak bersisa, acara ngobrol masih berlanjut. Pergi ke resotran sudah menjadi aktivitas sosial yang melampui kepentingan urusan mengisi perut.

Maka ketika PPKM selama pandemi Covid-19 hanya mengijinkan pengunjung makan di restoran selama 20 menit, banyak yang merespon dengan berbagai pertanyaan juga gurauan. Waktu 20 menit itu dihitung sejak kita tiba atau setelah makanan disajikan? Apa yang harus dilakukan saat waktu 20 sudah berlalu sementara makan belum selesai karena menunggu lama? Banyak lagi pertanyaan juga gurauan lain. Semua pertanyaan dan gurauan itu berpangkal pada tak mudahnya melakukan perubahan, bahkan ketika itu sangat diperlukan.

Bagi pemilik restoran, pelonggaran ini mestinya lebih baik dibanding sama sekali dilarang melayani pembeli makan di tempat. Pelanggan yang kebutuhannya sekadar mengisi perut bisa tetap mengunjungi restoran langganannya. Sambil menunggu kehidupan kembali normal, kita dituntut mengikuti kenormalan baru ini. Kenormalan baru soal ini bisa berarti restoran akan kembali seperti dulu yang sekaligus tempat kongkow, atau perubahan yang terpaksa kita ikuti sekarang akan menjadi sesuatu yang normal.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait