Apa yang Membuat Nike Ardilla Masih Dikenang Hingga Sekarang?

Ari Kurniawan | 23 Maret 2015 | 13:10 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - KECELAKAAN tunggal di Jalan RE. Martadinata, Bandung, 9 Maret 1995, menewaskan Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi atau yang kita kenal dengan Nike Ardilla.

Peristiwa tersebut bak petir di siang bolong bagi keluarga dan ribuan penggemarnya. Tak ada yang mengira penyanyi sekaligus pemain film yang tengah bersinar itu harus berpulang dengan cara yang sangat tragis.

Sejak saat itu, hari lahir dan meninggalnya almarhumah diperingati oleh para penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fans Club (NAFC).

Tahun ini, puncak peringatan kepergian almarhumah digelar di TPU Cidudu, Dusun Lebak Lipung, Desa Imbanagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ratusan orang dari berbagai penjuru Tanah Air hingga negara tetangga hadir untuk mengikuti doa bersama untuk sang idola.

Apa yang membuat Nike begitu dicintai dan dikenang hingga sekarang? Pertanyaan ini selalu menarik untuk dijawab.

Pengamat musik Bens Leo menyebut beberapa faktor. Selain karir yang sedang berada di puncak, cara meninggal Nike juga membawa pengaruh besar bagi psikologis para fansnya.

"Saat itu Nike baru 19 tahun, tapi dia sudah jadi penyanyi sekaligus pemain film yang sangat bersinar. Pada waktu itu cuma dia yang bisa punya karir ganda seperti itu," kata Bens, saat berbincang dengan tabloidbintang.com, Senin (23/3).

Kecelakaan maut yang menimpa Nike jadi berita besar pada saat itu. Hebohnya bahkan masih terasa beberapa hari usai kejadian.

Kecintaan fans pada sosok almarhumah juga "terpelihara" dengan baik oleh banyaknya ajang lomba "Mirip Nike Ardilla" atau lomba menyanyikan lagu Nike Ardilla.

"Lomba nyanyi lagu Nike sebetulnya sudah ada sebelum dia meninggal. Saya sendiri pernah jadi jurinya. Dan setelah meninggal, lomba semacam itu jadi lebih banyak. Lewat acara-acara seperti itu nama Nike bisa terus hidup," urai Bens Leo.

Bukan hanya di dalam negeri, fenomena Nike Ardilla juga menarik perhatian beberapa media asing. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir "In Dead She Soared" atau "Dalam Kematian Dia Bersinar".

(ari/gur)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait