5 Film Indonesia Gagal Diproduksi, Kontroversi Hingga Masalah Izin

Sandra Puspita | 15 Maret 2023 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Banyak karya film Indonesia yang diakui  dunia. Ini bisa membuktikan bahwa banyak karya sineas lokal yang nggak kalah dengan karya film luar negeri. Namun, ada beberapa dari karya film brilian yang diapresiasi oleh mata dunia, yang justru tidak bisa tayang karena beberapa alasan.

Penasaran film Indonesia yang gagal tayang? Yuk, Simak beberapa informasi yang sudah dirangkum oleh Sinemaksimal.

1. 9 Reason

9 Season (Twitter)

Pada tahun 2013, sebuah film biografi Soekarno dengan pendekatan kehidupan personal sang proklamator dan 9 wanita dalam kehidupan beliau. Tio Pakusadewo ditunjuk untuk memerankan sosok Soekarno, para aktris di film ini juga tidak tanggung-tanggung, ada Wulan Guritno, Happy Salma, Mariana Renata, hingga Pevita Pearce. Konon kabarnya, keluarga Soekarno enggan untuk memberikan persetujuan untuk film ini sehingga penayangan filmnya dibatalkan.

2. In the Middle of Love

Laura Basuki dan Putri Marino di In He Middle Of Love

Film ini disutradarai dan ditulis oleh Ertanto Robby Soediskam serta diproduseri langsung oleh Chicco Jerikho. Film ini diperankan oleh Laura Basuki, Putri Marino, Ganindra Bimo dan Chicco Jerikho. Sedikit bocoran sinopsis tentang film In the Middle of Love yang menceritakan tentang Laura Basuki menikah dengan Ganindra Bimo, dan tiba-tiba dalam kehidupan pernikahan mereka hadir Putri Marino membuat Laura Basuki jatuh cinta.

3. Lastri Eros Djarot

Diadaptasi dari buku Suara Perempuan Tragedi ’65 karya Ita F. Nadia, film ini menceritakan kisah seorang perempuan Gerwani yang diperkosa pasca peristiwa G3OS. Produksi film ini dihentikan secara paksa oleh Masyarakat karena dianggap menyabr pahaman komunis. Padahal, film ini disutradarai oleh Eros Djarot, terbayang jika ada sebuah film sejarah politik dengan gaya penyutradaraan seperti Tjoet Nja’ Dhien (1988).

4. Aku Sjuman Djaya

Sjuman Djaya menuliskan naskah menceritakan kisah perjalanan hidup Chairil Anwar. Namun naskah tersebut tidak sempat direalisasikan menjadi film karena keterbatasan ruang dan dokumentasi saat itu. Sjuman Djaya wafat pada tahun 1985, naskah karya beliau kemudian dijadikan sebuah buku dengan judul “aku” dirilis pada tahun 1987. Buku tersebut muncul di film Ada Apa Dengan Cinta (2002) dan langsung populer hingga saat ini.

5. Bumi Manusia Garin Nugroho

Produksi film direncanakan dimulai pada 2008. Ketika masa pra-produksi, salah satu produser meminta adanya penambahan cerita yang menurut Garin akan membuat perspektif kemanusiaan yang diusungnya dalam film berbeda dan berkaitan dengan novel. Garin menolak permintaan produser tersebut sehingga produksi batal dilakukan. Rispek Mas Garin, itu namanya prinsip!

Penulis : Sandra Puspita
Editor: Sandra Puspita
Berita Terkait