Tayang di Prime Video, Maxton Hall Serial yang Paling Banyak Ditonton Seluruh Dunia
TABLOIDBINTANG.COM - Maxton Hall: The World Between Us mencetak hit sebagai seri original Internasional Prime Video paling banyak ditonton seluruh dunia.
Amazon Prime merilis informasi, Maxton Hall menduduki posisi nomor satu di Prime Video, di lebih dari 120 negara. Sementara di 50 negara lainnya, di antaranya, Amerika Serikat, Inggris, Meksiko, Brazil, Australia, Kanada, dan Afrik Selatan menempati posisi nomor tiga.
Apa yang menarik dari serial remaja sebanyak 6 episode asal Jerman ini?
Pertama, Maxton Hall yang diangkat dari novel trilogi Mona Kasten: Save Me, Save You, Save Us ini dikemas dengan serius. Meski hanya serial remaja, Maxton Hall menghadirkan set yang boleh dibilang klasik nan elegan. Sampai kostum pun ditata dengan apik.
Kedua, menyuguhkan formula yang tak lekang oleh waktu. Enemy to Lovers, atau benci jadi cinta, atau musuh jadi kekasih. Menonton Maxton Hall, mengingatkan kita akan fenomena serial Meteor Garden 20 tahun yang lalu, dengan kearifan Jerman. Anda mungkin bisa bilang klise, tapi formula benci jadi cinta terbukti selalu ampuh mencuri hati lintas generasi.
Ketiga, set dan ide cerita takkan berfungsi maksima bila tidak didukung akting dan chemistry bintang utamanya. Damian Hardung dan Harriet Herbig-Matten dua bintang remaja Jerman ini berhasil menghidupkan tokoh pemuda kaya dan gadis miskin dengan sangat emosional.
Penonton bisa terbawa, turut merasakan letupan-letupan emosi, perasaan tertekan, rasa rindu, suka yang tertahan, hingga kamu bisa menitikkan air mata, atau dada-mu ikut bergemuruh. Damian Hardung dan Harriet Herbig-Matten langsung melejit, diakui dunia karena chemistry mereka baik di depan maupun belakang layar.
Dalam wawancara eksklusif dengan US Weekly, Harriet Herbig-Matten (Ruby) dan Damian Hardung (James) bicara bagaimana mereka menghidupkan tokoh dari kisah fiksi ini.
Kesuksesan Maxton Hall sangat berarti bagi mereka, ‘keinginan’, ‘kebutuhan’ penonton untuk musim selanjutnya, membuat dua bintang remaja ini lebih semangat lagi untuk menyajikan yang terbaik.
“Adalah tanggung jawab kami bagi aktor, untuk memberikan keadilan bagi karakter, khususnya untuk mereka yang membaaca bukunya. Saya tahu, ketika saya membaca buku, saya berharap karakter itu tetap terlindungi apa adanya. Berharap, sampai di layar lebar pun, karakter itu tidak melenceng. Audiens yang membaca buku nya harus bisa merasakan hal yang sama bahkan ketika ia menonton. Jadi, adalah harapan terbesar saya bisa menggambarkan James sesuai yang diciptakan sang penulis dan sebagaimana audiens melihatnya,” ungkap Damian Hardung.
Itu tidak mudah. Damian membaca novelnya berulang kali, menceburkan diri seutuhkan ke dalam karakter James. Lalu melakukan riset. “Ada proses membaca, belajar apa yang ada di sana. Lalu menggali mood sesuai yang ada di dalam buku,” sambung Damian.
Hal yang sama dilalui Harriet, menggali dan menyelami emosi yang dirasakan karakter Ruby. Bukan hal yang mudah, ketika kita berekspektasi hasil yang “real”
“Saya tidak menyangka akan merasakan semua emosi ini. Awalnya, cukup sulit, penuh tantangan dalam prosesnya, untuk bisa menyelami emosi-emosi ini. Tapi menyenangkan,” kenang Harriet.
Menyusul kesuksesan musim pertama yang rilis pada 9 Mei lalu, saat ini, Maxton Hall musim kedua sedang dalam proses syuting. Direncanakan akan rilis Maxton Hall musim kedua pada 2025.