Sinopsis ASMARA GEN Z SCTV Episode 172, Hari Ini Jumat 22 Mei 2025: Raisa Tak Sadarkan Diri, Mohan Histeris

Binsar Hutapea | 23 Mei 2025 | 15:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sinopsis ASMARA GEN Z SCTV Episode 172, Hari Ini Jumat 22 Mei 2025: Raisa Tak Sadarkan Diri, Mohan Histeris

Asap putih perlahan menghilang. Raisa tergeletak tak sadarkan diri, dengan rangka lampu lighting yang menimpa tubuh dan kepalanya. Kiara, Victoria, dan Jolina berdiri terpaku, syok tak percaya pada apa yang baru saja terjadi.

Mohan segera berlari menghampiri Raisa. Dengan panik, ia menyingkirkan rangka besi yang menindih gadis itu, lalu memeluknya erat. Air mata mengalir tanpa bisa ia tahan. Tangannya gemetar saat menyentuh pipi Raisa, namun tak ada respons. Raisa tetap diam, tak bergerak. Mohan akhirnya menjerit penuh emosi.

"RAISAAAAAA!!!"

Dari sisi panggung, Harry dan Aqeela menyaksikan kejadian itu dengan tatapan kosong dan syok. Mulut Aqeela terbuka perlahan, mencoba mencerna apa yang baru saja dilihatnya. "RAISAAAAAAAA!!!" teriaknya kemudian. Zara yang berada tak jauh dari sana membelalak kaget. Ia jatuh berlutut di depan panggung, tangannya gemetar memegangi lututnya, tak percaya pada apa yang terjadi.

Sementara itu, Matthew baru saja menerima sebuah video dari seseorang yang menjadi suruhannya. Ia menyaksikan rekaman itu sambil memainkan cincin di jarinya, menyunggingkan senyum sinis. "Arya Mohan... inilah akibat dari ketidakpatuhan. Sebuah peringatan," gumamnya dingin.

Di rumah sakit, Mohan terduduk lemas, tubuhnya gemetar, wajahnya tertutup oleh kedua tangannya. Sementara itu, Pak Dani berdiri gelisah, memandangi lampu merah di atas ruang operasi yang masih menyala. Fattah pun terlihat cemas, sementara Aqeela hanya duduk diam di samping Harry, menatap kosong ke depan. Zara, yang ikut menunggu, memperhatikan Mohan yang tenggelam dalam rasa bersalah.

Mohan menatap Zara dengan mata merah dan penuh sesal. "Ini semua... salah gue," bisiknya pelan.

Zara menatap balik, tepat ke dalam mata Mohan. Ia menggeleng pelan, mencoba menenangkan, meski hatinya sendiri remuk.

Di ruang rawat rumah sakit, Bianca duduk di tepi ranjang dengan raut cemas. Pintu terbuka, dan Pak Dani masuk. Bianca langsung menoleh.

"Dani, siapapun yang bertanggung jawab atas kejadian ini... semuanya harus diusut!" katanya tegas.

Pak Dani hanya mengangguk pelan, wajahnya serius. Kejadian ini jelas tak bisa dibiarkan begitu saja.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Binsar Hutapea
Berita Terkait