Shumo AG: Musisi Muda Asal Australia Siap Menggebrak Dunia Musik Internasional

Ari Kurniawan | 11 Juni 2025 | 20:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di tengah gemerlap industri musik global yang dipenuhi nama-nama besar, hadir sosok muda berbakat dari Australia yang mulai mencuri perhatian dunia. Ia adalah Alexander Grygoruk, atau lebih dikenal dengan nama panggung Shumo AG. Meski usianya baru 12 tahun, prestasinya sudah jauh melampaui usianya—menulis, merekam, dan merilis lebih dari selusin lagu, tampil di panggung besar, hingga memenangkan penghargaan internasional.

Shumo AG bukan sekadar anak yang bisa bermain musik. Ia adalah seniman muda dengan visi, emosi, dan keterampilan luar biasa yang menjadikan musik sebagai bahasa jiwanya.

Lahir pada 11 Juni 2012 dan tinggal di Brisbane, Australia, Shumo saat ini adalah siswa kelas 8 di Brisbane Boys’ College (BBC)—salah satu sekolah terbaik di Australia. Tidak hanya unggul secara akademis, ia juga memperoleh beasiswa penuh di bidang musik dan aktif di lima grup musik sekolah: Camerata Choir, Guitar Ensemble, Big Band, Intermezzo Strings, dan Rock Band.

Perjalanan musik Shumo dimulai pada usia 7 tahun, ketika ia menciptakan lagu ulang tahun untuk ibunya. Lagu itu begitu menyentuh sehingga diperkenalkan ke seorang beatboxer dan rapper lokal yang kemudian mengajarinya dasar beatmaking dan produksi musik digital. Dari situ lahirlah lagu rap pertamanya—dan sejak itu, Shumo tak pernah berhenti berkarya.

Kini, ia telah merilis 13 lagu orisinal yang tersedia di berbagai platform seperti Spotify, YouTube, Apple Music, dan TikTok. Beberapa lagu terkenalnya antara lain I’m Sorry, Tomorrow Comes, Again, Mom, Hello To You, My Father Arms, The Light, Back Home, Bad Dream, dan Chop Bop Kicks.

Lagu “Back Home” yang dirilis pada September 2022 bahkan sempat trending di Ukraina dengan lebih dari 5 juta stream gabungan dalam tiga minggu pertama. Sementara itu, lagu seperti “Mom” dan “I’m Sorry” telah memenangkan penghargaan nasional dan internasional, berkat lirik emosional dan melodi menyentuh.

Shumo AG dikenal sebagai multi-instrumentalis. Ia mahir memainkan gitar listrik, gitar akustik, piano, keyboard, cello, dan juga bernyanyi dengan teknik vokal klasik. Pada usia 10 tahun, ia telah lulus ujian performa Grade 8 untuk gitar klasik, sebuah prestasi yang luar biasa. Ia juga belajar vokal klasik dari pelatih Opera Queensland untuk mengembangkan kontrol vokal dan ekspresi musik yang kuat.

Dalam menulis lirik, Shumo sangat terinspirasi oleh Eminem. Ia mempelajari teknik penulisan, pola rima, dan ritme melalui buku seperti “How to Rap” dan “The Way I Am”. Di sisi instrumental, ia mengidolakan gitaris legendaris seperti Joe Satriani, Steve Vai, dan Tony MacAlpine, serta memainkan karya klasik seperti Caprice No. 5 karya Paganini dan Moonlight Sonata karya Beethoven dalam gaya neo-klasik modern.

Setiap lagu Shumo berawal dari emosi atau ide yang datang spontan. Ia menulis lirik di buku atau ponsel, lalu mencoba menemukan melodi lewat gitar atau piano. Setelah struktur lagu terbentuk, ia merekam semua instrumen satu per satu di studio rumahnya dan memproduksi musik menggunakan perangkat lunak Cubase. Ia juga terbuka terhadap masukan dari mentor sebelum lagu masuk tahap mixing dan mastering.

Lagu “I’m Sorry” adalah salah satu yang paling personal, lahir dari pertengkaran emosional dengan orang tuanya. Sambil menangis dan bermain gitar, ia menulis baris lirik: “I AM SORRY”, yang kemudian berkembang menjadi lagu penuh makna tentang penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki.

Setiap harinya, Shumo berlatih musik 3–4 jam di hari sekolah, dan hingga 8 jam saat akhir pekan. Studio rumahnya dilengkapi dengan berbagai instrumen dan perlengkapan rekaman profesional yang ia kelola sendiri.Bagi Shumo, musik bukan hanya tentang nada. Musik adalah bahasa hati yang menyembuhkan, menyatukan, dan memberi inspirasi.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait