Kenapa Bayi yang Menang 47 Juta Won di Squid Game 3? Ini Makna Pengorbanan Seong Gi-Hun

Alexandra Yaya | 2 Juli 2025 | 06:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tiga musim. Puluhan nyawa. Satu pemenang yang tak pernah kita duga, seorang bayi! Bayi yag baru lahir dalam hitungan hari, lemah, hanya bisa menangis, “oek… oek…”, memenangkan uang tunai senilai hampir 47 Juta Won. Apa yang sebenarnya ingin disampaikan Squid Game lewat akhir yang penuh simbol ini?

Ketika Squid Game Season 3 menutup ceritanya dengan Bayi “222” sebagai pemenang, banyak penonton terdiam. Bukan karena bahagia, tapi karena hancur—terutama saat menyaksikan Seong Gi-hun, sang tokoh utama, memilih untuk mati demi si bayi.

Seong Gi-Hun jagoan dari musim pertama yang terlanjut ikonik, bahkan meninggalkan anaknya sendiri di Amerika Serikat, ini malah rela mati demi bayi orang asing?  Ini bukan sekadar ending, tapi sebuah pernyataan yang dalam dan berani dari serial yang sejak awal memang tidak takut menantang moralitas.
 
Bayi, Simbol Harapan yang Belum Rusak

Kenapa Bayi yang Menang 47 Juta Won di Squid Game 3? Ini Makna Pengorbanan Seong Gi-Hun

Dalam dunia Squid Game yang brutal, penuh tipu daya, dan tercemar sistem kapitalisme ekstrem, seorang bayi adalah satu-satunya makhluk yang benar-benar "bersih". Ia tidak punya ambisi, tidak punya masa lalu, tidak punya darah di tangannya. Sayangnya, tak punya kekuatan juga.

Bayi 222 bukan menang karena kuat, tapi karena ia menjadi simbol dunia baru. Keluar sebagai pemenang, atas pengorbanan, penebusan seseorang yang masih memiliki sisi manusiawi di antara manusia-manusia dingin, yang buta oleh uang.

Penulis naskah Squid Game seolah ingin mengatakan bahwa hanya generasi yang benar-benar bebas dari luka dan dosa sistem lama yang bisa memulai ulang segalanya.

Perjalanan Seong Gi-hun adalah jantung dari seluruh serial. Dari pria pengangguran yang putus asa, menjadi pemenang yang terluka, lalu menjadi pejuang kebenaran yang nekat menggulingkan sistem dari dalam. Tapi pada akhirnya, ia menemukan nilai hidupnya bukan pada uang, balas dendam, atau kemenangan, tapi pada pengorbanan.

Ketika Gi-hun memilih menyelamatkan bayi dan mengorbankan dirinya, itu adalah puncak transformasinya. Ia tak lagi pemain, tapi penebus.

Ia tahu, satu-satunya cara untuk benar-benar mengakhiri lingkaran kematian adalah menyerahkan peluang itu kepada yang tidak membawa beban masa lalu.

Satu Tanda, Banyak Makna

Pilihan ending ini bukan hanya emosional, tapi berlapis-lapis makna. Secara filosofis, menggambarkan, bagaimana dunia yang sudah rusah tidak bisa diselamatkan oleh mereka yang pernah menikmatinya. Harus re-start, dimulai dari nol lagi. Menghancurkan yang lama. Meninggalkan benih baru.

Secara naratif, kehadiran bayi di sini, adalah jalan keluar logis dan berani untuk mengakhiri tiga musim dengan simbolisme. Secara strategi cerita, bayi 222 membuka ruang untuk spin-off atau Squid Game versi Amerika, tanpa membawa bagasi tokoh lama.

 

Penulis : Alexandra Yaya
Editor: Supriyanto
Berita Terkait