Nia Zulkarnaen Berencana Membuat Film Trilogi Bertema Perbatasan

Wayan Diananto | 22 Juli 2014 | 20:29 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - NIA Zulkarnaen (44) menarik napas lega. Film terbarunya, Seputih Cinta Melati akhirnya dirilis menyambut libur Lebaran.

Tidak banyak yang tahu, film ini sebenarnya dirancang untuk Lebaran 2015. Seharusnya rumah produksi Nia Zulkarnaen, Alenia Pictures, tahun ini merilis Rumah Merah Putih (RMP).

Film ini mengisahkan kehidupan anak-anak di perbatasan Indonesia dan Malaysia, tepatnya di Long Nawang, Kalimantan.

Sayang, proses syuting RMP tertunda. Alasannya, kendala kondisi alam dan cuaca Kalimantan. Padahal, para pemain sudah ditentukan termasuk empat aktor cilik (laki-laki) asli Dayak.

“Mereka reading di kantor kami dua minggu. Lalu menjalani reading berikutnya dua minggu (termasuk workshop),” beri tahu Nia. Pemain lain yang telah direkrut antara lain, Rio Dewanto, Imelda Therine, dan Nadine Chandrawinata.

Sayang, jembatan yang menuju ke perkampungan di Utara Kalimantan putus. Selain itu, moda transportasi ke Long Nawang cukup sulit. Nia dan kru harus menyewa pesawat kecil dengan kapasitas hanya sekitar 15 kursi. Padahal, kru Alenia Pictures mencapai 40 orang. 

“Kami menyurati pemerintah daerah setempat. Mereka pun belum bisa memastikan kapan akses menuju Long Nawang diperbaiki. Sempat berpikir pindah ke lokasi lain (di Kalimantan juga) tapi harus menyeberangi perairan dengan kapal sekitar satu jam. Tapi riskan, karena kami membawa anak-anak kecil dan peranti syuting yang banyak,” Nia menukas.

Akhirnya, pasangan ini dengan berat hati menunda syuting RMP. Keputusan ini membuat Ale dan Nia sedih. Pasalnya, tiap tahun mereka selalu ditanyai soal film baru. Artinya, film-film mereka selalu mendapat tempat di hati kelurga Indonesia. Beruntung, Seputih Cinta Melati dengan latar Jawa Barat rampung diproduksi. Proses syutingnya pun lancar.

Meski begitu, Nia mengisyaratkan ada kemungkinan RMP akan diproduksi pada 2015.

“RMP diformulasikan menjadi film trilogi bertema perbatasan. Dimulai dengan RMP, menyusul film kedua di Rote (Nusa Tenggara Timur). Terakhir, berlokasi di Natuna (Riau) atau Miangas, Sulawesi Utara. Kami ingin membingkai rasa nasionalisme anak-anak di perbatasan republik ini,” Nia berharap.

(wyn/gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait