Setelah Bangkok, Lola Amaria Sebarkan Virus Nasionalisme di Taiwan

Ari Kurniawan | 13 September 2018 | 08:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Film karya Lola Amaria Production berjudul Lima diputar di Kota Taipei, Taiwan, pada 9 September 2018. Pemutaran film yang menceritakan keberagaman dan kebhinekaan yang ada dalam tubuh Pancasila itu dilakukan di Auditorium Radio Taiwan International, yang berada di Bei An Roadc Taipei Vity.

Film Lima, yang disutradarai Lola Amaria dan empat suratadara lainnya, seperti Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Adriyanto Dewo, dan Harvan Agustriansyah, disaksikan langsung oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang umumnya bekerja di negara tersebut sebagai TKI.  

Tidak hanya TKI, pengurus cabang NU di Taipei, Banteng Muda Indonesia, dan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI), serta jajaran atau staff di Radio International Taiwan juga ikut menyaksikan film tersebut.

“Kita hanya putar di satu kota saja, di Taipei. Penonton yang umumnya pekerja Indonesia dari berbagai kota di Taiwan, datang langsung ke lokasi pemutaran film. Antusias mereka begitu besar untuk menyaksikan film Lima, yang memang sebelumnya sudah diumumkan langsung oleh Radio Taiwan International, terkait cerita dan pemutaran film kita,” kata Lola Amaria.

Lola Amaria datang bersama dua sutradara lainnya, Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, dan juga Ibu Lily Assana. Menurut Lola Amaria, penonton sangat serius menyaksikan pemutaran film. Mulai dari opening di sila pertama dalam Pancasila hingga sila selanjutnya. 

Yang membuat Lola Amaria dan teman-teman terkejut, di sila ke-4 dan ke-5, saat adegan Bi Ijah, yang diperankan Dewi Pakis, pamit dari keluarga yang diurusnya untuk pulang kampung dan mengurus anak-anaknya, di situlah penonton terbawa emosi.

“Penonton rata-rata memang TKI. Mereka bekerja dari berbagai profesi, walaupun umumnya bekerja pada majikannya di Taiwan. Mereka terharu dan meneteskan air mata, saat adegan Bi Ijah pamit untuk pulang kampung dan mengurus anaknya-anaknya yang kurang mendapat perhatian darinya selama bekerja. Sampai adegan terakhir sila ke-5 saat Bi Ijah mengurus kasus hukum anak-anaknya, disitulah penonton terbawa suasana,” cerita Lola Amaria.

Lola Amaria dan timnya juga berharap, Pemerintah dan lembaga resmi Pemerintah yang ada di luar negeri tetap terus mendukung dan memberikan film-film berkualitas yang bisa ditonton WNI yang bekerja di negeri orang.

“Saya yakin dan optimis, dengan seringnya pemutaran film sejenis film ‘Lima’ akan menumbuhkan kembali spirit nasionalisme masyarakat Indonesia yang ada didalam dan diluar negeri,” tutur Lola Amaria.

Setelah Taiwan, Lola Amaria akan memutar film Lima di Melbourne, Australia, Selandia Baru, dan Jerman.

(ari/ari)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait