Kontroversi Film Dokumenter tentang Korban Pelecehan Seksual Michael Jackson

Hari Murtono | 28 Januari 2019 | 18:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Festival film Sundance selalu punya pesona tersendiri untuk para pecinta film. Selalu ada karya menarik yang jadi sorotan atau jadi pembicaraan.Tahun ini pun ada film yang jadi perhatian bahkan menuai kontroversi.

Film Leaving Neverland arahan sutradara pemenang Bafta, Dan Reed sangat diantisipasi para penggemar film karena membawa nama besar Michael Jackson didalamnya. Film dokumenter berdurasi empat jam tersebut disebut bakal mengubah kenangan orang akan kebesaran nama Michael Jackson. Bahkan penonton hanya perlu waktu dua menit untuk mendengarkan pengakuan korban pelecehan "Dia melakukan pelecehan seksual kepada saya selama tujuh tahun,” tukas koreografer Wade Robson yang merupakan satu dari dua orang yang mengaku menjadi korban.

Selama durasi 4 jam, Reed memunculkan kesaksian terperinci dari dua pria yang menuduh Jackson melakukan pelecehan seksual yang meluas ketika mereka masih anak-anak,Wade Robson yang berusia 36 tahun dan James Safechuck berusia 40 tahun. Bahkan pihak penyelenggara sampai menyiapkan tenaga kesehatan profesional bagi mereka yang membutuhkan. Mereka didatangkan untuk mengantisipasi penonton yang menghadapi kesulitan atas deskripsi eksplisit yang ada pada film.

Wade mengklaim bahwa pelecehannya dimulai pada usia yang bahkan lebih muda dari yang ia ingat. Sementara dalam pengakuan James pelecehan diterima ya ketika Ia baru saja membintangi iklan Pepsi dinyahun 1987. Wade yang baru berusia tujuh tahun, tinggal di Neverland setelah Jackson meyakinkan ibu Wade.

Jackson diizinkan tinggal berdua dengan Wade selama lima hari. "Kau dan aku disatukan oleh Tuhan," begitu kata-kata Jackson kepada Wade saat itu. Wade menduga Jackson telah melakukan sejumlah aktivitas anal seks dan oral dengannya. Jackson memberitahu Wade bahwa wanita tidak bisa dipercaya dan memperingatkan Wade bahwa jika ada yang tahu aktivitas mereka tersebut, Wade dipenjarakan.

Wade juga diduga juga diajak menonton film porno, sementara James diperkenalkan dengan alkohol. Keduanya terombang-ambing dalam kehidupan Jackson, sampai ada anak-anak yang usianya muda diperkenalkan. "Kamu tidak lagi istimewa," kenang James tentang perasaannya saat itu. Bocah yang jadi sahabat kecil Jackson adalah Macaulay Culkin, yang kemudian menggantikan Wade dalam video musik Jackson, Black or White. Wade dan James yang merasa disingkirkan saat itu mulai merasakan rasa cemburu dan dendam.

Sebelum film dokumenter itu ditayangkan perdana, Culkin membantah melakukan seperti yang disebutkan kedua korban. "Bagi saya sangat normal dan biasa saja.Saya tahu ini masalah besar bagi semua orang, tapi saya cuma melakukan persahabatan yang normal,” terang Culkin.

Keluarga dan penggemar Michael Jackson jelas sangat marah atas beredarnya film dokumenter tersebut. Mereka akan melakukan apapun untuk menghentikan film yang mereka sebut menyedihkan dan keterlaluan tersebut. "Upaya keterlaluan dan menyedihkan untuk mengeksploitasi dan menguangkan Michael Jackson,” tukas kubu Jackson.. Sementara keponakan Michael Jackson, Taj Jackson mengatakan keluarga besar telah mengenal Wade Robson yang berasal dari Australia sejak ia datang ke Amerika. “ Semua ini tentang uang.Sungguh usaha yang menggelikan untuk kembali populer dan relevan,” tulisan Taj di akun media sosialnya. Bagi kubu Jackson, Leaving Neverland lebih mirip sebuah tabloid yang berusaha merusak reputasi dan karakter Jackson.

Pihak Jackson juga didukung oleh sahabat cilik Michael Jackson yang juga pernah tinggal di Neverland, Brett Barnes. “Jadi sekarang mencari fakta dari sebuah film?”kata Barnes. Barnes juga memberi dukungan Michael Jackson di pengadilan ketika Michael Jackson mendapat tuntutan dari bocah bernama Jordan Chandler bertahun-tahun silam. Keluarga Michael Jackson rencananya akan membuat film dokumenter tandingan untuk mematahkan semua yang ada dalam film Leaving Neverland. Mereka telah menggalang dana, dari target 777 ribu dolar sejauh ini sudah terkumpul 28 ribu dollar.

(hari/ari)

Penulis : Hari Murtono
Editor: Hari Murtono
Berita Terkait