Menteri Yohana Yambise Beradu Akting dengan Penyandang Disabilitas

Romauli Gultom | 16 Juli 2019 | 18:46 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pemandangan menarik tampak dalam teater musikal bertajuk “Harmoni Persahabatan” yang dipentaskan di Ball Room Novotel Palembang pada tanggal 12 Juli 2019 lalu. Di mana Musik Hana Midori (MHM) berhasil mengajak Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Prof DR. Yohana Yambise Dip, Apling, MA dan Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru, S,H, M.M beradu akting dengan para penyandang disabilitas  dari SLB Autis Harapan Mandiri.

Dalam  naskah  berjudul Harmoni Persahabatan yang ditulis Yen Sinaringati bersama Kak Ria (sutradara) dan Khairul Amin  itu,  Menteri Yohana dipercaya berperan sebagai kepala sekolah inklusif, sementara Gubenur Heru berperan sebagai wali kelas.   

Bahkan, keduanya bisa tampil dengan luwes dalam menjalankan perannya di panggung bersama lebih dari 50 anak-anak disabilitas. Semua anak pun tampil dengan percaya diri lantaran dilatih serius oleh Fera Karolina, Ahmad Zaki, Agus Setiawan Pratama, Asnizar dan Suci Rohani.

Produser Eksekutif MHM di Palembang, Yen Sinaringati mengatakan,  pentas musikal ini dibuat sebagai bagian utama dari prosesi penyerahan hadiah  untuk 15 penyaji naskah terbaik dari kegiatan  penulisan Suara Anak Penyandang Disabilitas (SAPD)  oleh peserta disabilitas dengan tema “Dengarkan Curhatan Kami”. Kegiatan tersebut digagas  Deputi Bidang Perlindungan Anak (KPPPA) yang pelaksanaannya dikerjakan bersama MHM. 

Konsep teater musikal tersebut menampilkan sejumlah lagu, tariaan tradisional dan modern, pantomime, hingga permainan musik dengan biola. “Dan lagu utama di ujung acara adalah lagu Aku Anak Indonesia, yang dihasilkan dari Lomba Lagu Anak Nusantara beberapa tahun lalu,” kata Yen dalam keterangan tertulisnya.

Tema naskah bertutur tentang infomasi sekolah inklusif, keistimewaan anak-anak disabilitas, berikut prosesi penyerahan hadiah dan buku, masuk  menjadi bagian dari isi cerita. “Naskah juga memperlihatkan adegan di mana masih ada penolakan dari para orang tua  untuk menyekolahkan anaknya  di sekolah Inklusif  tersebut. Padahal, justru sang anak yang berminat masuk sekolah di sana,” ujar Yen.

Pentas teater musikal ini berdurasi satu jam. Ditambahkan Yen, tujuannya adalah sebagai ajang untuk menyebar luaskan pemahaman tentang pentingnya  masyarakat umum  untuk membuka  hati  terhadap keberadaan sahabat disabilitas.

"Karena sesungguhnya sahabat disabilitas itu tetap sama dengan kita. Memiliki impian, punya bakat yang bisa dieksploitasi jika diberi kesempatan,” tutupnya. 

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait