Tampil di Film Gundala, Cecep Arif Rahman Ungkap Sejarah Pencak Silat Panglipur

Panditio Rayendra | 2 Agustus 2019 | 15:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Rumah produksi Screenplay Films, Bumilangit Komik, dan Legacy Pictures telah memperkenalkan para bintang Gundala kepada publik. Selain Abimana Aryasatya dan Tara Basro, ada Cecep Arif Rahman lawan main Keanu Reeves di film John Wick 3: Parabelum.

Cecep Arif Rahman membocorkan, dalam Gundala akan ada beberapa adegan baku hantam berbasis gerakan pencak silat Panglipur dari Jawa Barat. Panglipur sendiri memiliki sejarah panjang yang layak diketahui masyarakat.


Cecep Arif Rahman menjelaskan, Panglipur didirikan tahun 1909 oleh Abah Aleh, pria asli Banten yang lahir di Garut. Abah Aleh lantas membuka perguruan pencak silat di Bandung. Oleh Bupati Wiranata Kusumah 4, perguruan pencak silat ini diberi nama Panglipur Galih. Berganti zaman akhirnya disebut Panglipur. “Panglipur kemudian berkembang di daerah lain seperti Banten, Jakarta, Riau, hingga ke luar negeri. Yang di luar negeri misalnya di Inggris, Prancis, Belanda, Jepang, Malaysia, Singapura, bahkan Amerika,” urai Cecep Arif Rahman di Jakarta, pekan ini.


Banyak ketua dari cabang luar kota maupun luar negeri datang lalu mendapat pengesahan dari Panglipur Jawa Barat. Berdirinya Panglipur di Jakarta, tak lepas dari peran Abimana Aryasatya. “Inisiatif Abimana bikin latihan pencak silat di bilangan Duren Tiga Jakarta.

Ini membuka jalan untuk menampilkan pencak silat Panglipur di layar lebar, salah satunya di film 3 dan kini Gundala,” beri tahu Cecep Arif Rahman kepada tabloidbintang.com. Senada dengan Cecep, Abimana Aryasatya menambahkan, Panglipur atau pelipur diharapkan mampu meredam hawa nafsu, stres, dan emosi.

“Saya ngotot saat sedang mencari guru pencak silat harus Cecep Arif Rahman. Belajar pencak silat memiliki banyak manfaat. Emosi saya lebih terkontrol, saya lemah dalam menjadikan pencak silat sebagai seni. Gaya tarung saya tidak pakai basa-basi. Kang Cecep mengajari saya menempatkan diri dalam silat agar terihat indah. Saya belajar tempo, kapan harus bergerak pelan, cepat, dan mengerahkan seluruh tenaga,” ujar Abimana Aryasatya.

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait