Hujan di Balik Jendela, Kisah Cinta Segitiga Berlatar Tragedi 1998

Ari Kurniawan | 16 Februari 2021 | 17:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Film Hujan di Balik Jendela arahan sutradara Sunu Prastowo bersama dua penulis merangkai kisah fiksi cinta segitiga. Di tengah jalan, mereka menemukan tembang Senandung yang dirasa pas untuk menguatkan nyawa naskah mereka. Jadilah film Indonesia yang dibintangi Clara Bernadeth, Bio One, dan Yasamin Jasem ini mengharu biru.

Film yang diproduksi Klik Film Production ini dirilis di platform streaming Klik Film jelang hari Valentine, 13 Februari 2021. Ini tentang cinta, luka perselingkuhan, dan waktu yang menyembuhkan. 

Cerita dimulai saat Alda (Yasamin Jaseem) dan Dika (Bio One) pacaran saat kuliah. Suatu malam, Dika menggelar lamaran kasual di taman berhiaskan tenda dan puluhan lentera. Sebuah janji diikat. Lima tahun setelahnya, saat karier mapan, mereka akan berumah tangga.

Malam itu pula Alda berjanji akan memainkan lagu diiringi denting piano di hari bahagia. Untuk memenuhi janji ini, Alda mengambil kursus main piano dengan guru Gisel (Clara). Gisel yang berusia 40 tahun, menutup diri akibat trauma kerusuhan Mei 1998.

Kekasihnya, Daniel, tewas dalam kerusuhan. Pesan terakhir almarhum meminta Gisel di rumah saja agat tak menjadi korban. Sejak itu, Gisel tak pernah keluar rumah dan hanya menerima siswi perempuan di kediamannya. Saat Dika mengantar Alda kursus, hati Gisel berdesir.

Suatu malam, Dika ke rumah Gisel mengantar kue tar. Ia menolak karena baginya, tar hanya bisa dinikmati dengan Daniel. Sejak Daniel wafat, tradisi itu sirna. Dika menemani Gisel mengudap kue. Hubungan mereka berlanjut hingga tercium Alda.

(ari)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait