Kurulus Osman, Game of Thrones ala Turki, Tayang di NET Mulai 19 Juli 2021

Ari Kurniawan | 18 Juli 2021 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - NET menghadirkan serial drama kolosal “Kurulus Osman” di Indonesia. Serial yang kerap dijuluki sebagai “Game of Thrones” ala Kerajaan Ottoman ini tayang mulai 19 Juli 2021, setiap hari, pukul 19.00 WIB.   

Serial drama Turki tersebut mengusung cerita penuh konflik, intrik, serta balutan romansa perjuangan cinta dengan latar perjuangan sosok Osman yang merupakan figur di balik berdirinya Dinasti Utsmani Turki. 

Selain sukses pada penayangannya di Turki, “Kurulus Osman” termasuk serial drama yang cukup populer di Albania, Pakistan, Chevnya, Afganistan, Aljasair, Tunisia, Uzbekistan, dan Britania.  

“Drama Kurulus Osman merupakan salah satu serial menarik yang memberikan inspirasi tentang perjuangan dan kepemimpinan yang luar biasa Osman di tengah tekanan yang sulit terhadap Osman dan pengikutnya. Bukan hanya menghadirkan kisah perjuangan meletakkan fondasi sebuah bangsa saja, cerita Kurulus Osman juga diwarnai kisah romansa drama perjuangan meraih cinta lewat kesabaran dan keikhlasan seorang anak muda yang tidak mungkin diraih hanya dengan mengandalkan kekuatan dan keberanian saja," jelas Yeni Anshar, Direktur Programming NET. 

“Korulus Osman” merupakan bagian dari sekuel lanjutan kisah Ertugrul yang menceritakan tentang drama di balik terbentuknya Kesultanan Utsmaniyah. Bila dalam sekuel Ertugrul diceritakan Osman saat masih kecil hingga beranjak remaja, Serial Drama “Korulus Osman” menghadirkan cerita Osman yang bersama Gunduz (kakaknya),  harus mendampingi Dundar Bey (adik ayahnya, Ertugrul) yang mendapatkan tanggungjawab sementara terhadap Suku Kayi selama Ertugrul menjalankan sebuah misi di Konya.

“Korulus Osman” juga menghadirkan romantika kisah cinta Osman Bey  yang disukai Aygul Hatun yang merupakan putri cantik pamannya Dundar Bey. Namun ketertarikan Osman justru muncul terhadap sosok Bala Hatun, putri seorang ahli  sufi Syeikh Edebali. Syeikh Edebali belum menyetujui ketertarikan Osman terhadap putrinya tersebut karena menganggap Osman belum cukup matang. Sebagai seorang ulama, Syeikh Edebali mengingatkan Osman tentang pentingnya kesabaran sebagai penyeimbang kehidupannya dalam melakukan sebuah perjuangan. Pesona Bala Hatun dan kearifan Syeikh Edebali membuat Osman terus berusaha belajar untuk menjadi sosok yang lebih seimbang dalam kehidupannya.

Suatu ketika Osman tertidur dengan kitab suci di genggamannya setelah terluka berat akibat sebuah pertempuran. Saat itu Osman bermimpi bertemu dengan Syeikh Edebali yang sesungguhnya sedang bertafakur. Dalam mimpinya Syeikh Edebali seperti mengirimkan pertanda dari tubuhnya kepada Osman yang kemudian membuat  dada Osman seakan memunculkan  sebuah pohon dengan ranting dan daun hijau yang lebat meneduhkan dunia. Dari atas pohon terlihat pegunungan Kaukasus, Adas, Taurus, dan Balkan, sementara dari atas akar terlihat sungai Tigris, Eufrat, Nil, dan Danube yang begitu indah diramaikan kapal-kapal yang ramai berlayar melakukan perdagangan. 

Terlihat pula ladang penuh panen, gunung bermahkota hutan lebat, dan kota dengan bangunan-bangunan berkubah emas yang memperdengarkan suara adzan. Dedaunan rimbun seakan memanjang membentuk pedang yang ditiup angin menuju kota Kontantinopel. Seketika itu Osman terbangun dengan keringat dan mengambil wudhu. Dalam tafakurnya Syeikh Edebali sepertinya menyampaikan amanahnya untuk Osman agar menjadi sosok yang bukan saja kuat, namun juga harus penuh cinta, tanggungjawab dan bijaksana.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait