Eyang Putri, Film Horor Klasik Tentang Teror Klenik Keluarga

Ari Kurniawan | 15 Oktober 2021 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - MAXstream merilis konten orisinal bergenre horor klasik berjudul "Eyang Putri", yang tayang secara eksklusif mulai 8 Oktober 2021. Berkolaborasi dengan Banda Tera Studio 2019 dan Lele Laila, kemunculan Eyang Putri turut memperkaya daftar konten orisinal bergenre horor yang dihadirkan MAXstream.

Kehadiran konten orisinal ini mempertegas komitmen MAXstream sebagai The Home of Entertainment bagi masyarakat dan secara konsisten mengoptimalkan potensi sineas lokal dalam memajukan industri perfilman lokal Indonesia.

MAXstream, platform market place konten video on-demand (VoD) terdepan dan berkualitas dari Telkomsel terus bergerak maju dalam memberikan konten hiburan digital terbaik bagi para pelanggan. 

Kali ini, MAXstream berkolaborasi dengan Banda Tera Studio 2019 merilis konten orisinal berjudul ‘Eyang Putri’, sebuah film horor klasik yang berkisah tentang teror klenik dalam sebuah keluarga. Film ‘Eyang Putri’ dapat disaksikan secara eksklusif di MAXstream sejak 8 Oktober 2021.

Vice President Digital Lifestyle Telkomsel Nirwan Lesmana mengatakan, “Hadirnya konten orisinal ‘Eyang Putri’ ini merupakan keberlanjutan wujud nyata komitmen Telkomsel sebagai leading digital telco untuk mengembangkan portofolio bisnis hiburan digital yang dapat semakin membuka peluang lebih luas bagi sineas lokal untuk berkarya melalui platform VoD terdepan MAXstream. 

Kami juga berharap, film ini mendorong pengayaan kreatif konten orisinal MAXstream yang berkualitas serta dapat dinikmati pelanggan kapan pun dan di mana pun melalui teknologi digital.”

‘Eyang Putri’ merupakan film yang ditulis dan diproduseri oleh Lele Laila, penulis skenario film Danur. Film ini berkisah tentang Gendis (Sheila Dara Aisha) bersama sang suami, Reza (Miller Khan) dan anaknya, Anya (Shaquilla Nugraha) yang menyaksikan beragam keanehan pada diri neneknya, Eyang Sri (Marini Soerjosoemarno). 

Pada sekali malam Eyang Sri tertawa seperti anak kecil, berbicara seperti kakek-kakek dan sering kali melukai dirinya sendiri. Semakin lama, Gendis mendapati bahwa keanehan tersebut merupakan teror klenik di luar nalar yang mengancam nyawa Gendis, keluarganya, dan Eyang Sri.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait