Daftar Pemenang Penghargaan Bali International Film Festival ke-15

tabloidbintang.com | 16 Juni 2022 | 01:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Juri Bali International Film Festival (Balinale) 2022 mengumumkan pemenang film peserta kompetisi pada Sabtu malam (11/6). Empat kategori kompetisi tersebut adalah Dokumenter Pendek, Film Narasi Pendek, Drama Dokumenter, dan Film Narasi Panjang.

Berikut hasil keputusan juri film kompetisi:

Dokumenter Pendek
Pemenang : Homebound, Sutradara: Ismail Fahmi Lubis (Indonesia)
Pernyataan juri :
Homebound, dituturkan secara sederhana namun sangat mengena, menghadirkan karakter dengan segala kompleksitas permasalahan. Mulai dari hidup sebagai buruh migran, Covid-19, orang tua tunggal. Serta penggunaan animasi dalam film dokumenter, menjadikan Homebound memiliki kebaruan bagi pembuat film dokumenter Indonesia. Menjadikan gaya bertutur lebih efektif dan pilihan cerdas atas masalah keterbatasan pengambilan realita gambar di masa pandemi.

Penghargaan Khusus : Dusk Till Down (Da Boca da Noite Barra do Dia), Sutradara: Tiago Delácio (Brasil)
Sebuah film menarik yang bercerita tentang perjalanan spiritual, transformasi hidup seorang petani sederhana, yang mampu mengubah persepsi tentang kehidupan setelah menyaksikan filmnya. Gaya cerita yang begitu kaya dan sangat kuat mampu menarik pikiran penonton masuk ke dalam cerita.

Film ini juga mampu membuka warna budaya dengan pendekatan visual dengan segala kejenakaannya.

Film Narasi Pendek
Pemenang: Murder Tongue, Sutradara: Ali Sohail Jaura (Pakistan)
Pernyataan Juri:
Murder Tongue merupakan film narasi pendek yang indah. Dikemas dengan begitu banyak letupan  terutama melalui eksplorasi tuturan yang kaya metafora, sekaligus keheningan. Melalui tata visual yang sangat tepat, menjadikan tampilan film begitu menyentuh saat menghadirkan kekerasan terhadap komunitas terpinggirkan. Murder Tongue mampu menegaskan tentang kuatnya politik etnis di Asia Selatan yang melewati konteks budaya dan dikemas melalui bahasa yang sangat universal.

Drama Dokumenter
Pemenang : My Childhood, My Country – 20 Years in Afghanistan, Sutradara: Phil Grabsky dan Shoaib Sharifi (Inggris)
Pernyataan Juri :
Film luar biasa yang memiliki kejelian dan ketekunan mengikuti karakter yang akhirnya menjadi simbol kehidupan seluruh negara. Struktur dimulai dengan peristiwa tragis sebelumnya, kemudian berlanjut pada karakter yang sama seperti anak berusia tujuh tahun, lalu terus mempertahankan ketegangan yang membuat film tetap memiliki tensi tingkat tinggi yang memungkinkan mendapatkan kepercayaan dari keluarga yang mengizinkan menuntaskan film melewati beberapa momen personal yang paling sensitif.

Film Narasi Panjang
Pemenang : Inside a Funeral Hall, Sutradara: Ho-hyun Lee (Republik Korea)
Pernyataan Juri :
Inside a Funeral Hall memiliki naskah skenario mengerikan. Mampu memperlihatkan karya penyutradaraan yang mengesankan. Menjadikan penonton bisa tetap terlibat secara mendalam terhadap begitu banyak karakter dan cerita sekaligus. Klaustrofobia unik dari pengaturan aula pemakaman dimanfaatkan begitu sempurna. Luar bisa menyeimbangkan emosi, intrik, serta humor yang sangat menghibur.

Di luar penghargaan tersebut, diberikan juga sejumlah penghargaan lain seperti:

Penghargaan Juri Khusus
Pemenang: Mentawai: Soul of the Forest, Sutradara: Joo Peter (Jerman)
Pernyataan Panitia :
Mentawai mengundang penonton memasuki dunia yang belum banyak orang temui. Dunia dengan kecantikan yang luar biasa. Perspektif luar biasa ini dihadirkan seorang penulis dan sutradara berbakat, Joo Peter dari Jerman, yang melalui visualnya mampu memberikan akses ke dunia fisik yang menakjubkan, kosmologi, serta keberanian orang-orang Mentawai sebagai penduduk asli terakhir kepulauan Sumatera.

Gary L Hayes Award untuk Emerging Indonesian Filmmaker
Film Udin’s Inferno, Sutradara: Yogi S Calam (Indonesia)
Pertimbangan pemberian penghargaan:
Keyakinan agama dan takhayul diceritakan dengan cara yang sangat menghibur dan humor yang melibatkan penonton dari semua latar belakang. Pembuat film seperti ini tentu akan didorong oleh Gary L. Hayes untuk menghasilkan karya unik dan independen dalam menyuarakan kegelisahan.

Penghargaan American Indonesian Culture and Education Foundation (AICEF)
Film Preman, Randolf Zaini (Indonesia)
Pertimbangan pemberian penghargaan :
Preman merupakan unjuk kekuatan. Film yang luar biasa mengesankan bagi sutradara yang pertama kali berkarya. Dunia bawah vs jalan lurus, orang normal vs si Tuli menjadi tema lintas budaya film ini. Karya menarik dari pembuat film yang unik, layak menjadi representasi penerima Penghargaan AICEF tahunan ke-2. Dipersembahkan oleh pemenang Penghargaan AICEF perdana 2021, Anji Sauvé Clubb lewat filmnya, Nomad in the City.

Penghargaan Pilihan Komite
Pemenang: Preman, Sutradara: Randolf Zaini (Indonesia)

Penulis : tabloidbintang.com
Editor: tabloidbintang.com
Berita Terkait