Ketakutan Michelle Ziudith kepada Meriam Bellina

Indra Kurniawan | 7 September 2015 | 05:24 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - MAGIC Hour (MG) menyodok peringkat keempat dalam daftar film terlaris tahun ini dengan 400 ribu penonton lebih. Membayangi Di Balik 98 yang membuka posisi tiga.

Michelle Ziudith (20) benar-benar tidak menyangka. Menurutnya, penggemar pemberi dukungan terbesar.

“Mereka memotret adegan di layar lalu melapor kepada saya lewat Twitter. Ada yang menonton 20 kali, memotret potongan tiket, dan mengunggahnya di Twitter,” ungkap Michelle, pekan ini.

Kala syuting pun, bintang sinetron Arti Sahabat dan Love In Paris tidak punya firasat apa-apa. Ini film pertama Screenplay Films. Sebelum dirilis, Michelle dan beberapa pemain lainnya mendatangi sejumlah sekolah untuk memberi tahu para remaja bahwa akan ada film penguras air mata dalam waktu dekat.

Setelah film rilis, Michelle dan kawan-kawan menggelar roadshow ke beberapa kota: Jakarta, Bekasi, Medan, Palembang, Solo, dan lain-lain.

Dalam pandangan Michelle, kekuatan MG terletak di alurnya. Kali pertama membaca naskah, Michelle menyebut dialog-dialognya puitis. Aktris kelahiran Medan itu membaca ulang untuk lebih memahami makna cerita.

Belum paham juga, Michelle membedah naskah per adegan. Hal yang selama ini belum pernah dilakukannya. 

Hal lain yang belum pernah dilakukannya, berhadapan dengan Meriam Bellina. Dalam MG, Michelle berperan sebagai Rain, anak angkat Flora (Meriam).

Beradu akting dengan Magma Perfilman Indonesia, Michelle takut. Ketika syuting di Flora Florist (toko bunga -red), ia tidak mengabari Mer bahwa akan ada improvisasi menyinggung soal sepeda dalam interaksi Rain dan Flora. Sadar ada “spontanitas” dalam dialog, Mer menanyai Michelle, “Kok kamu tidak memberi tahu saya kalau akan menyinggung soal sepeda?” 

“Saya takut soalnya Tante dari luar terlihat jutek. Saya sudah bilang kepada kru soal sepeda itu tapi kru juga segan dengan Tante Mer. Mereka juga tidak berani bilang kepada Tante,” jawab Michelle.

Saat itu Mer bilang, “Saya sayang sama kamu, Michelle. Kamu harus memberi tahu saya untuk interaksi di depan kamera. Kita di sini partner. Jadi, saling memberi feedback agar hasil akhir film ini bagus dan diapresiasi banyak orang. Saya tidak marah sama kamu. Kalau saya mengomel itu berarti saya sayang sama kamu, Michelle.” Jawaban itu melegakan hati Michelle.

(wyn/gur)

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait