Teater Koma Menggelar Pentas "Semar Gugat", Sempat Kesulitan Mencari Gedung

TEMPO | 25 Februari 2016 | 22:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Teater Koma pimpinan Nano Riantiarno akan menggelar pentas dengan lakon Semar Gugat pada 3-10 Maret 2016 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Tapi sebelumnya, mereka mengeluh sempat kesulitan untuk mendapatkan tempat pementasan untuk pertunjukan selama itu.

"Kemarin ini susah sekali mau dapat tempat, cari untuk satu minggu susah. Pentas ini seharusnya kan dua minggu seperti biasanya, tadinya rencana di Graha Bhakti Budaya," ujar Nano, berbincang di Sanggar Teater Koma di kawasan Bintaro, Rabu, 24 Februari 2016.

Padahal mereka sudah jauh-jauh hari memesan untuk mendapatkan tempat tersebut. Gedung-gedung pertunjukan ini rupanya sudah penuh dipesan untuk berbagai macam acara, termasuk acara pertunjukan yang dilakukan oleh sekolah swasta atau suatu organisasi, misalnya dengan membayar sejumlah uang. "Kalau sekolah swasta bayar segitu gampang, nah kalau seniman kan susah."

Kesulitan mencari tempat ini, ujar Nano, tak lepas dari kebijakan Pemerintah DKI Jakarta mengelola tempat-tempat pertunjukan dalam satu unit pelaksana tugas. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama memutuskan tempat pertunjukan, seperti GKJ, Taman Ismail Marzuki, Miss Tjitjih, Gedung Wayang Orang, diganti pengelolanya. Kebijakan ini membuat kisruh dan menuai protes dari seniman maupun pengelola sebelumnya.

"Ahok ini tampaknya lupa soal ini. Dulu pengelola ada program dan TIM yang urus semua soal ini. Nah, sekarang TIM dan GKJ juga sudah tidak punya program," ujar Nano. Dia lalu mengingatkan Gubernur Ali Sadikin dulu membangun TIM untuk tempat para seniman berkreasi.

Nano juga mengatakan, selama pentas, pihaknya selalu berkontribusi membayar pajak dan lainnya. Menurut dia, Gubernur Ahok harus segera memperbaiki kebijakan ini. Sejak kisruh pengelolaan gedung pertunjukan, kata dia, tidak ada yang bertanggung jawab terhadap program acara dan kegiatan yang berlangsung.

TEMPO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait