Penangkapan Tora Bukan Gimmick Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2

Wayan Diananto | 17 September 2017 | 03:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Puncak kejayaan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 terjadi pada akhir pekan pertama bulan ini. Film ini menguasai 816 layar di seluruh Indonesia.

Jumlah layar sebanyak ini biasanya diberikan kepada film-film musim panas Hollywood seperti Spider-Man, waralaba Fast & Furious, dan kanca-kanca mereka.    

Panen raya penonton di September ceria ditanggapi beragam oleh pemain maupun kru film Jangkrik Boss! Part 2. Tora misalnya, tak mampu menyembunyikan semringahnya. Awal bulan ini, pemain Jangkrik Boss! Part 2 menggelar program nonton Bareng di sinepleks Kemang Village XXI, Jakarta Selatan. Beberapa kali ia mengintip reaksi penonton dari balik pintu studio. 

Usai mengintip, ia mondar-mandir sembari senyum-senyum sendiri. Kepada Bintang, ia mengaku terbawa eforia. Bintang film Arisan! ini tak menyangka gelombang penonton menggulung sebanyak itu. Dan ia bisa menyaksikannya langsung. Masih segar dalam ingatan, Tora dan Mieke digerebek aparat atas kepemilikan 30 Dumolid.      

Warganet menyebut insiden 3 Agustus itu karma. Tak sedikit pula yang menyebut kejatuhan Tora bulan lalu bentuk penyia-nyiaan kesempatan kedua yang diberikan produser film. Kemenangan Jangkrik Boss! Part 2 bulan ini bagi Tora balas dendam yang manis atas kecaman yang bertebaran di kolom komentar akun medsosnya.

“Saya selalu percaya malaikat tidak tidur. Kalau kita berbuat baik, pasti ada balasannya. Saya bekerja keras bersama teman-teman, maka ada hasil baik seperti yang sekarang kami rasakan bersama. Anggap saja ini sweet revenge,” ungkap Tora, sore itu.

Mantan pemain Extravaganza ini menyambung, insiden Dumolid bukan hal mudah untuk dilalui. Beruntung, Mieke dan dua sahabatnya (Abimana dan Vino) memberi dukungan dalam beragam bentuk. Mieke rajin menjenguk dan menguatkan Tora. Sementara Abimana dan Vino sigap menempatkan insiden Dumolid dan Jangkrik Boss! Part 2 sebagai dua hal berbeda. Mereka tetap mempromosikan film sesuai jadwal meski tanpa Tora. 

“Ketika ada kerikil, kami tetap berjalan. Sebenarnya, di Jangkrik Boss! Part 1 ada masalah, hanya publik tidak tahu atau tidak menyadarinya. Kalau masalah yang kemarin sedikit terekspos, enggak masalah. Semakin tinggi pencapaian, makin banyak halangannya. Saya harap kita berpikir terbuka. Masalah personal dan profesional jangan dicampur aduk,” Vino mengingatkan.

Abimana-Vino-Tora bersahabat dan saling mendukung. Namun ada beberapa area yang tak bisa dimasuki dan sebaiknya jangan. Area itu disebut privasi. Vino menilai, sebagai tim masalah justru membuat ketiganya makin solid. 

Abimana menambahkan, “Yang pasti, (kasus hukum Tora) ini bukan gimmick. Yang bilang, ini gimmick keterlaluan. Tidak mungkin kami bikin gimmick yang berdampak pada dipenjaranya salah satu anggota keluarga kami.” Ia mengimbau, saat orang lain dilanda masalah, janganlah banyak berkomentar. Abi dan Vino kala tidak banyak berkomentar dan bertanya. Tujuannya, memberi ruang gerak bagi Tora untuk berpikir serta menarik napas. 

“Kami tidak tahu persis detail peristiwanya apalagi warganet yang hanya melihat dan membaca dari jauh. Coba bayangkan, seandainya kejadian itu berbalik arah menimpa Anda. Sudah siapkah mental Anda dikomentari sepedas itu oleh orang-orang yang tidak Anda kenal? Ini momen yang membuat kami lebih kuat,” tegas Vino.

Tetap berpromosi, bentuk dukungan paling mendasar bagi Tora yang saat itu menjalani proses hukum. Andai Abimana dan Vino berhenti berpromosi, tentu itu membuat Tora kian terpukul dan merasa semakin bersalah. Vino memastikan, masalah tempo hari tak mengubah sudut pandangnya terhadap Tora. 

Setiap seniman atau kelompok seni punya romantikanya masing-masing. Warkop DKI Reborn menemukan romantika lewat Tora Agustus lalu. Ketika kasus itu menjadi isu nasional, Abimana-Vino memutuskan tidak menghindari medsos. Keduanya beberapa kali memanjat kolom komentar di akun Instagram untuk melihat seberapa sayang dan peduli warganet kepada film mereka. Memang, tidak semua komentar mereka balas. 

“Sesekali kami merespons. Kami tidak perlu menulis quote panjang lebar. Cukup dengan memperlihatkan dukungan nyata. Saat Tora absen, jujur kami kangen. Anda harus tahu bahwa soal pekerjaan, Tora sangat profesional. Silakan tanya kepada tim, pernahkah dalam bekerja ia bertingkah yang membuat kami bad mood?” tukas Vino.

Menguatkan pendapat Vino, Abimana menyebut Tora pencair suasana. Tora itu solusi. “Di antara kami bertiga, Tora adalah master of ceremonies. Dia juru bicara yang bisa menciptakan keramaian, sementara saya, kan kurang talkative,” imbuh dia. 

Insiden Dumolid hanyalah satu dari sekian banyak masalah yang mendera eksistensi Warkop DKI Reborn. Dulu, menurut Vino, Warkop DKI punya masalah yang lebih besar.

“Ketika dibandingkan, kami sadar bahwa ini hanya masalah kecil,” ucap Vino. Ucapan Vino dibenarkan personel Warkop DKI, Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro (59) alias Indro Warkop.

 

(wyn / gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait