Tukang Bubur Naik Haji episode 2008-2009: Romlah Kepikiran Rengekan Rommy

Panditio Rayendra | 14 Juni 2016 | 18:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tukang Bubur Naik Haji hari ini, Selasa 14 Juni 2016, berkisah tentang kegelisahan Romlah.

Seperti tahun-tahun sebelumnya pada setiap bulan Ramadhan, setelah menunaikan sholat subuh berjamaah, di masjid Ashshobirin diadakan kultum. Sebagai pembuka, ustad Zakaria menyampaikan sedikit tausiyah tentang sejauh mana kita menjaga stamina kita menjalani hari-hari Ramadhan dengan penuh amal kebaikan.
Rio dan Romlah telah berpakaian rapih dan siap untuk berangkat kerja. Romlah bertanya apa Rio mau pulang seperti biasa atau lebih cepat. Rio menangkap gesture kegelisahan pada diri istrinya itu. Dengan pura-pura tidak curiga, Rio menjawab akan pulang spt biasa.
Ketika Rio pergi, Rommy mimpi ketemu ayahnya (Arhinza). Rommy menjadi kangen dengan ayahnya itu. Romlah makin gelisah. Arhinsa datang di rumah Romlah. Ia meminta kepada Romlah agar memberi kesempatan kepadanya untuk tinggal bersama Rommy selama di Jakarta. Seburuk-buruknya dia di mata Romlah, dia tetaplah ayah kandung Rommy. Romlah yang merasa masih trauma dan paranoid dengan kehadiran Arhinsa, hanya terdiam. Romlah bersikeras bahwa sekarang ia telah punya suami sehingga tidak bisa mengijinkan begitu saja. Di sini, rengekan Rommy yang memohon untuk bisa main ke tempat ayahnya menjadi cukup dilematis di hati dan pikiran Romlah.

Di kantor, Rio gelisah akibat sikap Romlah yang dimatanya agak aneh dua hari belakangan. Ia menelepon Romlah. Romlah tidak mengangkatnya. Rio kemudian telpon pak Joko. Dari pak Joko inilah Rio jadi tahu, bahwa Romlah sedang menerima Arhinza di rumah.
Mang Ojo yang selama bulan puasa ini mendapat libur panjang sempat berujar kepada Hartati: Bapak memang sempat mikir juga sih, apa yang bisa bapak kerjakan  selama bapak libur, biar nggak bosan. Kan ndak enak kalau hanya diam saja, nggak ngerjain apa-apa. Ah, bapak jadi kepikiran, mungkin seperti itu ya kebingungan orang-orang pegawai negeri atau karyawan swasta yang sudah pensiun, kata Mang Ojo yang membuat Hartati seketika terperangah. Hartati baru kepikiran, dalam usia bapak sekarang, seharusnya bapak memang sudah pensiun. Begitu juga ibu. Tapi sampai saat ini ia belum bisa membantu bapak dan ibu menafkahi keluarga. Hartati menjadi gelisah. Hartati menjadi sering murung. Kegelisahan ini kemudian ditangkap oleh Sidik.
Mali yang biasanya setiap pagi bekerja di warung bubur juga kebingungan karena libur panjang. Atas saran istrinya, Mali pun menanyakan kepada Cing RW Mahmud. Siapa tahu ada yang bisa dikerjakan sehingga bisa mendapat penghasilan tambahan. Mahmud mengatakan bahwa ini suatu kebetulan yang baik, karena baru saja Elang datang ke konternya minta tolong dicarikan orang yang bisa memberesi rumah yang baru dibeli untuk ditempati Keluarga Hj Aisyah. Mahmud menawarkan Cang Usin dan Mali untuk membersihkan rumah itu seperti yang pernah mereka lakukan pada rumah baru pak susilo.
Hari sudah malam, Romlah mendapati bahwa Rio belum pulang. Ia bertanya kepada pak Joko apakah tadi Suaminya itu menelpon. Pak Joko dengan polosnya berterus terang kepada Romlah tentang Rio yang tadi meneleponnya. Romlah langsung syok mendengar pengakuan Pak Joko, namun ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan apa yang ia rasakan.'

(ray/ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait