Sinopsis Tuhan Ada di Mana-mana Hari Ini, Rabu 18 Oktober 2017

Ulfa Gusti Utami | 18 Oktober 2017 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Berikut adalah sinopsis Tuhan Ada di Mana-mana hari ini, Rabu 18 Oktober 2017

Widi yang berada di kantor polisi kembali menanyakan pada Ilham apakah ia benar-benar tak mengetahui identitas orang yang meneleponnya malam itu. Ilham menjawab bahwa ia tidak mengenal orang itu, ia juga mengatakan bahwa orang itu menelepon ke bengkel jadi ia tidak berpikir untuk menanyakan identitas secara mendetail, apalagi berkenalan. Widi setuju, tetapi kemudian ia kembali heran. Pasalnya jika orang itu menelepon Ilham, itu berarti Ilham masih menyimpan nomer si penelepon di HPnya. Ilham menjawab bahwa nomer itu juga sudah dilacak oleh pihak kepolisian, tetapi nomer sudah tidak aktif. Ilham kemudian mengatakan jika ada kemungkinan ia menjadi tahanan. Mendengar itu, Widi menghela nafas.  

Mpok Omeh terlihat sedang berbincang dengan Markasan di meja makan. Markasan mengatakan jika ia merasa puas sudah berhasil menutup bengkel milik Ilham. Mpok Omeh mengatakan jika sepertinya apa yang sudah mereka lakukan itu belum cukup. Markasan bertanya apa maksud istrinya itu, kemudian memandang Mpok Omeh dengan senyum, setelah itu Markasan memutuskan menyudahi makannya kemudian pergi. Mpok Omeh ikut tersenyum sambil berkata dalam hati jika sepertinya sang suami akan melaksanakan rencana selanjutnya.

Sinopsis Tuhan Ada di Mana-mana Hari Ini, Rabu 18 Oktober 2017

Bu Indiana membawa Oki menemui temannya yang seorang pengacara. Oki menceritakan apa yang menimpa Ilham pada sang pengacara. Si pengacara kemudian mengatakan jika ia sudah mengerti permasalahannya, pengacara itu juga mengatakan jika itu adalah cara yang biasa dipakai pelaku curanmor untuk lari dari kejaran polisi, menelepon bengkel dengan alasan kendaraannya mogok, dengan demikian orang bengkel yang akan membawa mobil curiannya. Pengacara itu setuju untuk membantu kasus Ilham, tetapi ia melihat jam tangannya dan mengatakan bahwa saat ini sudah lewat jam kantor. Jadi, ia memutuskan jika ia akan ke kantor polisi esok hari. Apa tidak bisa sekarang juga, Om, tanya Oki yang tak sabar. Pengacara itu kemudian menjelaskan jika teman Oki itu masuk tahanan polisi, mereka tidak bisa membebaskannya di luar jam kerja, tegas Alvian.

Markasan selaku Ketua RW, terlihat mengumpulkan warga di balai warga kampung Jambu. Markasan mengatakan pada warga bahwa ia akan mengambil tindakan tegas pada Ilham dan keluarganya. Markasan mengatakan bahwa ia akan mengusir Ilham sekeluarga dari kampung Jambu. Mendengar itu, semua warga yang datang langsung terperangah. Bang Unang lansgung menyatakan ketidaksetujuannya, begitupun Ustad Masropi dan warga yang lain. Pak RT Dudung menambahkan jika Bang Okin dan keluarganya sudah lebih dulu tinggal di kampung itu sebelum ia dan warga lainnya datang. Markasan kemudian menjelaskan sambil menggerutu, ia mengatakan bahwa ia mengundang warga bukan untuk meminta persetujuan.

Saat kembali ke rumah, Markasan merasa menyesal telah mengundang orang-orang itu berkumpul. Mpok Omeh kemudian terlihat menghampiri dan menanyakan Markasan. Markasan langsung mengatakan jika ia merasa kesal dengan orang-orang yang tadi berkumpul. Markasan juga menjelaskan bahwa niat ia mengundang warga adalah untuk memberitahu mereka jika ia kan mengambil tindakan tegas untuk keluarga Bang Okim. Markasan kesal karena warga malah menyatakan tidak setuju dengan apa yang dikatakannya.

Medina terlihat keluar dari kamarnya, berhenti sejenak dan menguping pembicaraan orang tuanya. Median mendengar jika ibunya mengatakan pada Markasan bahwa seharusnya Markasan langsung mengusir keluarha Bang Oki, tanpa perlu rapat-rapat. Mendengar itu, Medina langsung mendekat dan menyatakan tidak setuju. Mpok Omeh dan Markasan terperangah lalu tertawa, Mpok Omeh mengatakan jika tidak ada yang meminta persetujuan Medina, jadi Medina tidak perlu menolak. Media kemudian mengatakan jika orang tuanya berniat mengusir keluarga Bang Okim , ia akan lebih dulu pergi dari rumah. Medina merasa malu dengan kedua orangtuanya, ia kemudian setengah berlari menuju puntu keluar. Mpok Omeh dan Markasan kemudian berusaha menahan Medina.

Medina yang ditanya enggan menjawab dan malah terus berlari, orang tuanya berusaha mengejar, tapi medina terus berlari meninggalkan rumah. Medina benar-benar peri dari rumah, hal itu membuat Mpok Omeh dan Markasan panik dan kebingungan mencari Medina.

Demikian sinopsis Tuhan Ada di Mana-mana hari ini, Rabu 18 Oktober 2017.

(gst/ray)

Penulis : Ulfa Gusti Utami
Editor: Ulfa Gusti Utami
Berita Terkait