RESENSI Shazam!, Film Superhero dengan Komposisi Aksi, Komedi dan Drama yang Pas

Panditio Rayendra | 2 April 2019 | 13:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Shazam!, film superhero yang memadukan komedi, aksi dan drama dengan komposisi tepat. Ceritanya mudah dimengerti tapi tidak lantas membuatnya jadi mudah ditebak.

Shazam! menyoroti kehidupan Billy Batson (Asher Angel), siswa SMP yang telah berulang kali kabur dari panti asuhan. Billy terpisah dari ibu kandungnya saat masih balita, dan masih berusaha mencarinya. Billy kini diasuh oleh pemilik rumah singgah, Victor (Cooper Andrews) dan Rosa Vasquez (Marta Milans). Di sini ia berkenalan dengan anak yatim piatu lainnya, meski awalnya merasa tidak cocok. Suatu hari, Billy bertengkar dengan tukang bully di sekolahnya yang mengerjai Freddy (Jack Dylan Grazer), teman sekamarnya. Saat berusaha kabur, Billy mengalami kejadian ajaib dan mengubahnya menjadi jagoan, dengan bentuk fisik orang dewasa. Kekuatan yang dimiliki Billy ini membuat Dr. Thaddeus Sivana (Mark Strong) merasa terusik dan ingin menguasainya.

Shazam! membawa warna baru untuk semesta DC Comics, yang biasanya bernuansa serius. Kekonyolan demi kekonyolan yang mengiringi konflik utama, menjadi daya tarik Shazam!. Zachary Levi tampil lepas dan meyakinkan sebagai sosok orang dewasa yang jiwanya diisi oleh anak yang beranjak remaja. Celetukan dan tingkah polah Zachary Levi dengan Jack Dylan Grazer pemeran Freddy, menjadi kekuatan tersendiri di film berdurasi 130 menit ini. Chemistry yang terjalin antara Zachary Levi dan Jack Dylan Grazer, yang dalam kehidupan nyata terpaut 23 tahun, tampak hangat dan nyata, bak teman seumuran. Meski demikian, pada beberapa gestur terasa tak sinkron antara karakter Billy versi Asher Angel dan Zachary Levi. Ketika menjadi dewasa, Billy si superhero menjadi terlalu selengean dan jumawa di tangan Zachary Levi. Sementara saat menjadi bocah, Asher cenderung rebel dan introvert. Meski memang, keduanya sama-sama ceroboh dan nekat.

Seperti kebanyakan film superhero, Shazam! yang naskahnya ditulis oleh Henry Gayden ini juga menyediakan sisi kelam. Tergambar dari masa lalu dan usaha Dr Sivana untuk mendapat kekuatan. Visual 'iblis' yang menyertai Sivana dibuat cukup mengerikan dan menjijikkan, terutama bagi penonton belia. Akting Mark Strong sebagai karakter jahat, terpancar kuat dan meyakinkan. Tidak perlu atribut atau riasan yang menyeramkan, Mark Strong berhasil memperlihatkan wibawa sekaligus keculasannya melalui tatapan mata yang dingin dan gestur yang misterius.

Sutradara David F. Sandberg meracik elemen drama, aksi dan komedi dengan pas. Semua aspek ini terlihat penting, tidak ada yang terkesan tempelan atau sekadar memperpanjang durasi. Kisah Billy mencari ibu kandungnya, meski tak mendominasi, ditampilkan dengan serius dan menyentuh. Fenomena kekinian seperti orang yang ingin populer dan cepat viral berkat media sosial, juga diangkat Sandberg lewat karakter Freddy yang gemar membuat vlog. Sebagai superhero pemula, aksi Billy dewasa mencoba kekuatan dengan gaya yang lucu dan kerap tak terduga, selalu diabadikan dan diunggah ke akun berbagi video oleh Freddy. Sandberg mengerti betul cara memikat penonton, mulai dari sisi drama, komedi sampai aksi seru yang nendang di bagian klimaksnya.

(ray / ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait