[RESENSI FILM] Surat Dari Praha: Seorang Anak dan Mantan Calon Suami Ibunya

Wayan Diananto | 6 Februari 2016 | 17:10 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dinginnya hubungan Laras (Julie) dan ibunya, Sulastri (Widyawati), tergambar jelas di kamar rumah sakit.

Melihat beberapa kabel menancap di dada Sulastri tak membuat Laras mundur. Ia tetap pada pendiriannya, meminta sertifikat rumah untuk digadai. Hasilnya dipakai mengurus perceraian dengan suami (Chicco). Ia mantap bercerai setelah memergoki suami selingkuh sementara ia sedang hamil dua bulan. Beberapa pekan kemudian, Laras keguguran.

Laras kemudian menemui pengacara di lobi rumah sakit. Setelah itu ia balik ke kamar Sulastri dan mendapati ibunya tidak di sana. Sulastri mangkat. Ia mewariskan rumah dengan satu syarat: harus mengembalikan sebuah kotak berikut selembar surat kepada pria paruh baya bernama Jaya (Tyo) yang kini tinggal di Praha, Republik Ceko. Masalahnya, Jaya bersikeras tidak mau menerima kotak itu.

Dituturkan dengan gaya yang sunyi, paruh pertama film Surat dari Praha terasa dingin. Angga tampaknya ingin membawa penonton masuk ke kehidupan para tokoh yang kesepian. Laras tak pernah mendapat kasih sayang Sulastri. Sulastri ditinggal mati suaminya. Jaya sebatang kara di Praha.

Sunyi ini membuat penonton berempati pada hampir semua karakter. Kecuali suami Laras yang sekelebat muncul atau Dewa (Rio) yang selama ini menganggap Jaya ayah kandungnya. Yang menarik, perkembangan karakter Jaya dan Laras yang semula beku lalu mencair lewat interaksi yang hangat. Keduanya adalah kunci yang membuka gembok kotak Sulastri. Kita kemudian tahu apa isinya. 

Isi kotak itu mengurai selubung sepi yang sedari awal diciptakan Angga dan M. Irfan. Sepi itu berwujud bukit bernama masa lalu yang dibangun melalui gundukan masalah yang terabaikan tahun demi tahun. Gundukan berisi rindu, marah, sesal, kecewa, prinsip, kesetiaan, dan lain-lain.

Konten film ini menuntut pelakon utamanya tampil tidak berjarak. Sedikit saja timbul canggung dari Julie dan Tyo, tamat sudah reputasi film ini. Tyo dan Julie menampilkan akting apik. 

Perubahan format hubungan mereka tergambar lewat proses yang tidak instan. Ada alasan yang membuat kita maklum mengapa pertemuan itu harus terjadi. Alasan itu didapat dari pola pikir Sulastri.

Surat dari Praha romansa anak manusia dengan latar sejarah juga politik yang muram. Film ini tidak sampai membuat kami yang cengeng ini menangis. Bukan itu tujuan film ini dibuat. Film ini ingin menghangatkan hati penonton dengan kata yang hanya terbukti jika kita melakukannya seumur hidup: setia. 

“Sebelum berangkat ke Praha, saya berjanji pada ibumu dua hal. Bahwa saya akan pulang secepatnya untuk menikahinya. Bahwa saya akan mencintainya seumur hidup saya. Takdir (dan Tuhan) hanya mengizinkan saya untuk menepati janji yang kedua". Tidak ada yang lebih romantis dan mengetuk pintu sanubari kecuali dialog yang satu ini.

Pemain    : Tyo Pakusadewo, Julie Estelle, Widyawati, Rio Dewanto, Chicco Jerikho
Produser    : Anggia Kharisma, Chicco Jerikho, Angga D. Sasongko, Handoko Hendroyono
Sutradara    : Angga D. Sasongko
Penulis        : M. Irfan Ramli
Produksi    : Visinema Pictures, Tinggikan Production, 13 Entertainment
Durasi        : 94 menit

(wyn/gur)

Foto: Dok. Visinema Pictures

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait