[RESENSI FILM] Mooncake Story, Karya Garin Nugroho yang Mudah Dinikmati

Wayan Diananto | 1 April 2017 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - “Sekarang aku sudah melompat tinggi dan tiba-tiba aku tidak tahu kemana harus berpijak. Karena selama tiga tahun ini, aku tidak pernah melihat ke bawah!” pekik David (Morgan) dalam amarah kepada kakaknya, Linda (Dominique).

Ia baru saja divonis mengidap “the long goodbye” alias alzheimer. Perlahan memori di otaknya lenyap. Di sisa hidupnya, ia ingin mengisi otak (yang fungsinya terus menurun) dengan kenangan-kenangan indah.

Kenangan dimulai ketika suatu hari, David dan supir pribadinya, Pak Tri (Deddy) terhalang aturan 3 in 1 (satu mobil minimal berisi tiga orang-red). David menggunakan jasa joki. Namanya Asih (Bunga). Asih janda satu anak. Ia tinggal dengan adiknya, Sekar (Melati). Melihat perjuangan Asih menyambung hidup di pemukiman kumuh membuat David teringat masa kecilnya. 

Mooncake Story, kisah tidak lazim tentang orang dengan penyakit tertentu. Dalam film ini, Garin tidak menyuguhi kita melodrama pasien yang berlinang air mata, terbelenggu di kamar rumah sakit. Perkembangan penyakit digambarkan dari sudut pandang pasien, lewat adegan-adegan simpel namun menyentuh persoalan paling esensial dari penderita alzheimer: lupa.

Selebihnya bagaimana pasien berjuang melawan rasa sakit. Berjuang untuk memberi manfaat kepada orang lain. Karena tidak kebanyakan drama, cerita soal penyakit yang pahit malah terasa lebih manis. Beberapa momen membuat kita lupa sejenak akan rasa sakit.

Bagi Garin, sakit hanyalah salah satu dari sekian juta persoalan hidup. Karakter David dan Asih membawa kita kepada persoalan penting lainnya. Misalnya, kasih tidak memandang warna kulit. Tionghoa menyayangi pribumi bukanlah kesalahan. Toleransi adalah kata kerja. Bukan kata sifat. Apalagi slogan. Bahwa teraihnya cita-cita itu dimulai dengan rasa percaya diri dan kesadaran bahwa kita adalah siapa-siapa. Jadi jangan pernah berkata, “Saya bukan siapa-siapa.”

Naskah Mooncake Story menghangatkan naluri toleransi masyarakat yang belakangan beku. Membangunkan mereka yang rasa percaya dirinya sedang telungkup. Ini salah satu film Garin yang mudah dinikmati. Akting BCL dan Morgan berhasil mengantarkan kisah ini sampai ke hati. 

Adegan David minta obat padahal ia baru saja minum pil sangat menyentuh. Adegan Asih marah lalu membanting kaca merupakan pencapaian emosi tingkat tinggi yang jarang kita lihat dari seorang BCL. Satu-satunya problem film ini, kontinuitas gambar. Blooper yang paling mengganggu terjadi saat Asih (membawa tas plastik merah-red) berinteraksi dengan Pak Tri.

Pemain    : Bunga Citra Lestari, Morgan Oey, Deddy Sutomo, Melati Zein, Dominique Diyose
Produser    : Tahir Foundation
Sutradara    : Garin Nugroho
Penulis    : Winaldo Artaraya Swastia, Garin Nugroho
Produksi    : Tahir Foundation, MVP Pictures, Treewater Productions
Durasi        : 1 jam 34 menit

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait