Me & You Vs. The World: Drama dan Cinta Vs. Situasi Komedi

Wayan Diananto | 22 April 2014 | 15:51 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - SEJAK Ada Apa Dengan Cinta? dan Eiffel I'm in Love saya agak susah mendapati film soal remaja SMA yang dekat dengan audiens.

Mayoritas film remaja masih berkutat pada cinta dan masalah keluarga. Broken home, salah pergaulan, salah paham, dan berbagai jenis kesalahan lainnya yang mestinya disampaikan dalam porsi wajar. Tanpa bertele-tele. Maka drama anak sekolah (sejak AADC? dan Eiffel I'm in Love) lebih susah dijual di etalase bioskop ketimbang film memedi.

Me&You Vs The World (M&Y) mencoba mengembalikan pamor drama remaja. Geng Cinta pada 2002 dimanifestasikan dalam Sera (Dhea Seto), Shifa (Ashila Zahrantia) dan Putri (Dera). Lalu kita mengenal Jeremy (Rio Dewanto) dan Baron (Gofar). Keduanya mengajukan proposal proyek "Menaklukkan Dunia" kepada bos (Piyu). Program ini mengajak anak sekolah mendekat melalui kegiatan rafting, pint ball, panjat tebing sampai off road. Baron dan Jeremy memperkenalkan proyek ini ke sekolah-sekolah.

Di salah satu sekolah, Jeremy dan Sera tak sengaja bertemu. Jeremy yang bosan dengan dunia kerja bertemu Sera yang jenuh pada rutinitas belajar. Jeremy menarik Sera masuk kedunianya. Tertarik kegiatan penuh tantangan, Sera belakangan sering bolos. Perubahan Sera dirasakan teman, guru, kepala sekolah, lalu Mama (Zoya Amirin) dan Papa (Bucek Depp). Pada akhirnya, Sera harus menentukan pilihan.

Sama seperti Cinta merasa dirinya berubah saat bertemu Rangga, begitulah Sera merasa tak lagi menjadi Sera yang dulu sejak dipacari Jeremy. Kisah remaja yang dikemas manis oleh Nugros. Sayang, film ini terasa sedikit lemah dari aspek penceritaan. M&Y menekankan pada hubungan Jeremy dengan Sera dan Sera dengan orang tua. Kita tak melihat lebih utuh kedekatan karakter utama dengan Putri dan Shifa. Akhirnya, kehidupan Sera menjadi partikel mikro.

Alih-alih membuat dunia Sera terasa untuh, penulis naskah lebih menekankan bromance antara Jeremy-Baron. Sebenarnya, Endik Koeswoyo bisa membuat dunia Sera-Jeremy lebih berimbang dalam tuturan audio visual 90 menit. Penyeimbangan dua dunia (Sera dan Jeremy) ini berpotensi menciptakan beberapa fluktuasi cerita. Tak hanya mengandalkan konflik Sera versus Jeremy atau Sera versus diri sendiri. Meski konsekuensinya, Endik akan "sedikit" melanggar pakem yang digariskan novel.

M&Y agak datar dan minim konflik. Sementara pada bagian akhir, alur bergerak terlalu cepat. Beruntung, potensi jenuh penonton berhasil dikikis dengan semburat situasi komedi yang dibawakan karakter pendukung.

Walhasil, karya Nugros terasa segar dan meremaja. Gaya penyutradaraannya turut menentukan arah M&Y ke format yang pas, elegan. Nugros mampu mencipta kondisi yang memantik tawa. Mengarahkan pemain untuk tidak melucu. Membiarkan kelucuan lahir dari keadaan.

Pemain: Dhea Seto, Rio Dewanto, Gofar Hilman, Bucek, Zoya Amirin, Dera, Ashila Zahrantia
Produser: Gope S. Samtani
Sutradara: Fajar Nugros
Penulis: Endik Koeswoyo, Stanley Meulen
Produksi: Rapi Films
Durasi: 90 menit

(wyn/ade)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait