Sejarah Tanggal 2 Oktober Ditetapkan Sebagai Hari Batik Nasional 

Supriyanto | 1 Oktober 2023 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Peringatan Hari Batik Nasional berlangsung sejak 2009, ketika Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Lewat penetapan tersebut UNESCO mengakui batik adalah warisan budaya Indonesia.

Ketentuan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional dimuat dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 yang diinisiasi oleh Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY dikeluarkan pada 17 November 2009.

Melalui Keppres tersebut, Kementerian Dalam Negeri kemudian menerbitkan Surat Edaran Nomor 003.3/10132/SJ tentang Pemakaian Baju Batik dalam rangka Hari Batik Nasional, mengimbau seluruh pegawai di pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten untuk mengenakan batik setiap Hari Batik Nasional, 2 Oktober.

Batik diperkirakan sudah ada sejak zaman Majapahit ratusan tahun yang lalu dan menjadi populer pada akhir abad XVIII. Melansir dari situs Kementerian Luar Negeri RI, Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia internasional oleh Presiden Soeharto saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Awalnya batik hanya dikerjakan dalam keraton saja untuk pakaian para raja dan keluarganya. Namun, lama kelamaan batik ini mulai dibuat oleh rakyat biasa dan banyak digemari untuk dijadikan pakaian. Bahan pewarna yang digunakan dalam pembuatan batik berasal dari tumbuhan, seperti pohon mengkudu, soga, soda abu, dan tanah lumpur.

Batik memiliki beberapa jenis teknik, seperti batik tulis, batik cap dan batik printing. Sedangkan motif batik juga berkembang dan beragam yang memiliki makna filosofinya masing-masing.

Di Indonesia, geliat usaha batik tak pernah surut. Bisnis batik dilakukan secara turun-temurun dengan mata rantai yang cukup panjang. Mulai dari pembatik, masuk ke pasaran, modifikasi menjadi berbagai produk selain kain, hingga dikirim ke mancanegara. Ekspor untuk batik yang terbesar dikirim ke Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. Negara lain yang juga memproduksi batik adalah Malaysia, Cina dan Singapura.

Batik dibuat menggunakan dua jenis pewarna, yakni alami dan pewarna sintetis. Pewarna alami didapatkan dari proses pengolahan sejumlah tanaman. Beberapa pewarna alami yang banyak digunakan, di antaranya buah pace untuk menghasilkan warna merah, tingi jambal dan tegeran bila digabung menghasilkan warna soga, tanaman perdu untuk warna biru, sabut kelapa untuk krem kecoklatan, daun teh tua menghasilkan warna coklat, secang untuk warna merah, kunyit untuk warna kuning, dan bawang merah untuk warna jingga kecoklatan. Adapun pewarna sintetis yang digunakan untuk mewarnai kain batik antara lain, naphtol, indigosol, dan rapid.

Batik berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa nama batik yang populer antara lain Batik Bali, Batik Besurek, Batik Madura, Batik Pekalongan, Batik Tegal (Tegalan), Batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Tasik, Batik Aceh, Batik Cirebon, Batik Jombang, Batik Banten, Batik Kudus, Batik Jepara atau Batik Kartini, Batik Minangkabau, Batik Minahasa, Batik Belanda, dan Batik Jepang.

Mengenai motif, berikut ini sejumlah motif yang dikenal masyarakat, antara lain Batik Kraton, Batik Sudagaran, Batik Cuwiri, Batik Petani, Batik Sida Mukti, Batik Sekar Jagad, Batik Pringgondani, Batik Kawung, Batik Sida Luhur, Batik Sida Asih, Batik Semen Rama, Batik Jlamprang.

Penulis : Supriyanto
Editor: Supriyanto
Berita Terkait