Lansia Wajib Tahu, Begini Cara Mengatasi Sembelit Akibat Penggunaan Antibiotik

Binsar Hutapea | 24 Mei 2024 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Antibiotik adalah obat yang sering digunakan untuk melawan infeksi bakteri. Namun, seperti obat lainnya, antibiotik juga memiliki efek samping. Salah satu efek samping yang sering muncul adalah gangguan pencernaan seperti sembelit, terutama pada pasien lanjut usia.

Menurut dr. Caesar Givani Sp.PD, hal ini terjadi karena antibiotik tidak hanya membunuh bakteri penyebab infeksi, tetapi juga membunuh bakteri baik di usus. "Antibiotik yang membunuh banyak jenis bakteri juga dapat memusnahkan bakteri normal di usus besar," terangnya.

Kondisi ini mengganggu keseimbangan alami bakteri dalam usus, menyebabkan perubahan dalam proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan sembelit. Beberapa antibiotik juga memperlambat gerakan usus secara langsung, sehingga menyebabkan sembelit.

Meski semua orang bisa mengalami efek samping ini, lansia lebih rentan karena sistem metabolisme mereka lebih lambat dan mungkin memiliki kondisi kesehatan lain yang mempengaruhi sistem pencernaan mereka.

Untuk mencegah efek samping ini, dr. Caesar menekankan pentingnya menjaga keseimbangan bakteri dalam usus dengan mengonsumsi probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme hidup atau bakteri baik yang, ketika dikonsumsi dalam jumlah cukup, memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh.

Dalam kasus sembelit akibat antibiotik pada lansia, probiotik dapat memulihkan jumlah bakteri baik di usus yang berkurang akibat antibiotik. "Ini membantu memperbaiki fungsi pencernaan dan mengatasi gejala sembelit. Probiotik juga terbukti dapat membantu meningkatkan gerakan usus alami, sehingga mempermudah proses buang air besar," tambahnya.

Untuk mengatasi masalah ini, dr. Caesar menyarankan memilih probiotik dengan strain yang terbukti efektif mengatasi gangguan pencernaan akibat antibiotik, seperti Bifidobacterium bifidum.

Menurut dr. Caesar, strain probiotik ini dapat membantu mengatasi sembelit pada lansia yang mengonsumsi antibiotik karena meningkatkan produksi asam laktat dan mendukung keseimbangan mikrobiota usus.

Strain probiotik tersebut dapat ditemukan dalam suplemen probiotik seperti G-NiiB Immunity+ (SIM01). Suplemen ini mengandung tiga jenis probiotik: Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium adolescentis, dan Bifidobacterium longum, yang telah terbukti secara klinis memberikan berbagai manfaat kesehatan, khususnya untuk sistem pencernaan dan imun. Suplemen ini juga aman dikonsumsi oleh anak-anak mulai usia dua tahun hingga lansia dan telah bersertifikat halal.

Untuk hasil optimal, dr. Caesar menyarankan mengonsumsi probiotik dengan jeda waktu yang terpisah dari konsumsi antibiotik, minimal dua jam sebelum atau setelah meminum antibiotik. Ini bertujuan untuk mencegah antibiotik membunuh bakteri baik yang baru saja dikonsumsi melalui probiotik.

Dokter Caesar juga mengingatkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai penggunaan probiotik atau mengubah regimen pengobatan apa pun, terutama bagi lansia yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang dalam pengobatan khusus. Selain itu, penting untuk memantau gejala dan merespons dengan cepat jika terjadi efek samping atau reaksi yang tidak diinginkan setelah mengonsumsi kombinasi antibiotik dan probiotik.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Binsar Hutapea
Berita Terkait