Lavender Marriage dan 7 Alasan Mengapa Seseorang Mempraktikkannya
TABLOIDBINTANG.COM - Lavender marriage atau pernikahan lavender merupakan sesuatu perpaduan menarik antara kompromi pribadi dan kedok sosial. Para pelakunya seolah asyik menantang norma-norma hubungan konvensional.
Tidak dipungkiri, walau terlihat makin dinormalisasi secara global, hingga saat ini individu LGBTQ+ masih sering menghadapi tindakan kekerasan yang ekstrem atau tindakan yang lebih luas seperti pengucilan dan marginalisasi sosial.
Oleh sebab itu, individu LGBTQ+, terutama yang memiliki kedudukan penting, pejabat politik, artis, atau figur publik, masih merasa perlu menjaga citra di hadapan masyarakat. Mereka tetap berupaya menunaikan hal-hal konvensional seperti menikah dan berkeluarga.
Walau bertentangan dengan hati nurani, mereka sadar sepenuhnya bahwa mereka harus melakukannya. Dan jika dalam perjalanannya mereka menemukan pasangan lavender, kemitraan yang rumit ini bisa dijalankan dengan seminim mungkin cela. Berikut 7 alasan kuat mengapa seseorang mempraktikkan lavender marriage seperti diungkap laman Marriage.
1. Saling pengertian dan kesepakatan
Pernikahan lavender dimulai dengan komunikasi yang jelas antara pihak-pihak yang terlibat. Kedua individu menyetujui pernikahan tersebut dengan pemahaman komprehensif tentang orientasi seksual masing-masing dan alasan pribadi di balik perkawinan tersebut. Pemahaman bersama ini sangat penting karena menjadi landasan bagi semua aspek hubungan lainnya, memastikan bahwa kedua belah pihak memiliki harapan yang selaras dan rasa hormat terhadap jati diri masing-masing. Ini adalah landasan yang memungkinkan mereka menavigasi kemitraan unik mereka sambil mempertahankan kesatuan dalam menghadapi dunia luar.
2. Memberikan perlindungan sosial
Dalam lingkungan di mana menjadi bagian dari komunitas LGBTQ+ dapat menyebabkan diskriminasi, pernikahan lavender dapat berfungsi sebagai perisai pelindung yang memungkinkan individu bersangkutan menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat tanpa menarik perhatian yang tidak semestinya.
Penelitian menunjukkan bahwa individu LGBTQ+ menghadapi tekanan sosial yang berlebihan, prasangka, permusuhan, dan keterbatasan lain dalam masyarakat, yang dapat berkontribusi pada penurunan kesehatan mental mereka.
Perlindungan sosial ini dapat bermanfaat khususnya di lingkungan sosial konservatif, lingkungan profesional, atau industri yang memiliki stigma signifikan terhadap non-heteroseksual. Hal ini memungkinkan individu menjaga citra publik, privasi mereka, sekaligus kesejahteraan mental dan emosional mereka.
3. Meringankan tekanan keluarga
Banyak orang menghadapi tekanan besar dari keluarga mereka untuk menjalani kehidupan tradisional, yang biasanya mencakup pernikahan dengan lawan jenis hingga memiliki keturunan. Pernikahan lavender dapat memenuhi ekspektasi keluarga, mengurangi stres dan konflik dalam hubungan keluarga. Hal ini memungkinkan individu untuk memenuhi tugas keluarga dan menjaga keharmonisan tanpa mengungkapkan orientasi seksual mereka sehingga bisa menavigasi dinamika keluarga yang kompleks dengan lebih lancar.
4. Mengakses manfaat hukum dan finansial
Pernikahan memberi banyak keuntungan hukum dan finansial. Termasuk keringanan pajak, hak waris, dan tunjangan perawatan kesehatan. Bagi banyak orang, menikah dengan individu lavender adalah keputusan strategis untuk mendapatkan manfaat ini. Hal ini khususnya penting di negara atau wilayah di mana pengakuan hukum terhadap hubungan sejenis tidak ada atau terbatas.
5. Membangun silaturahmi
Meskipun tidak ada cinta romantis, individu dalam pernikahan lavender sering kali memiliki ikatan persahabatan, rasa hormat, dan saling mendukung yang mendalam. Persahabatan ini dapat menjadi sumber kenyamanan dan stabilitas yang signifikan, memberikan kedua pasangan orang kepercayaan dan mitra dalam menavigasi tantangan hidup. Hubungan tersebut dapat memberikan dukungan emosional, rangsangan intelektual, dan bantuan praktis, yang berkontribusi terhadap kehidupan rumah tangga yang memuaskan dan suportif.
6. Pola asuh dalam kemitraan
Beberapa individu dalam pernikahan lavender ingin membesarkan anak, dan perkawinan ini menyediakan lingkungan yang stabil dan terstruktur untuk melakukannya. Para mitra dapat menjadi orang tua bersama, berbagi tanggung jawab dan kegembiraan dalam membesarkan anak bersama. Pengaturan ini memungkinkan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan perhatian dengan dua orang tua, meskipun unsur romantis yang biasanya dikaitkan dengan pernikahan tidak ada. Hal ini juga memberikan pengakuan hukum dan sosial bagi kedua orang tua, yang sangat penting dalam membesarkan anak.
7. Mempermudah kemajuan karier
Dalam profesi atau industri tertentu, menikah sering kali dianggap sebagai penanda stabilitas dan kedewasaan. Bagi individu dalam konteks seperti itu, hubungan lavender dapat memfasilitasi kemajuan karier dengan menyelaraskan dengan penanda kesuksesan tradisional ini.
Hal ini khususnya relevan di sektor-sektor konservatif atau karir-karir penting di mana citra publik memainkan peran penting. Pernikahan dapat berfungsi sebagai batu loncatan, memungkinkan individu untuk fokus pada pertumbuhan karir mereka tanpa aspek pribadi dalam kehidupan mereka mengurangi pencapaian profesional mereka.