Mitos Seputar Keaslian Madu, Ternyata Tidak Semuanya Benar
TABLOIDBINTANG.COM - Di balik tingginya permintaan madu, banyak konsumen yang kebingungan dalam memilih madu yang asli karena beredarnya berbagai informasi yang tidak akurat mengenai keaslian madu tersebut.
Pada dasarnya, madu asli dan madu palsu memiliki kandungan serta manfaat yang sangat berbeda. Namun, banyaknya varian madu yang ada di pasaran membuat konsumen harus lebih teliti dalam memilih produk yang benar-benar asli.
Berikut ini penjelasan tentang empat mitos yang sering beredar mengenai keaslian madu:
Mitos 1: Madu Asli Tidak Akan Berubah Warna
Perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa terjadi dan tidak berarti madu tersebut palsu. Hal ini disebabkan oleh adanya Reaksi Maillard, yaitu proses pencoklatan non-enzimatis yang bisa meningkatkan kandungan antioksidan dalam madu.
Antioksidan diketahui bermanfaat untuk melawan radikal bebas yang dapat memicu berbagai penyakit serius, seperti serangan jantung, kanker, katarak, dan gangguan ginjal. Jadi, mitos yang mengatakan madu asli tidak akan berubah warna adalah salah.
Mitos 2: Madu Asli Tidak Disukai Semut
Mitos ini juga tidak tepat. Faktanya, semut menyukai madu, namun hal ini bergantung pada beberapa faktor, seperti umur madu, kandungan karbohidrat, dan jenis semut di sekitar madu.
Semut biasanya menyukai madu bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari tanaman. Namun, jika madu belum cukup umur, proses fermentasi bisa terjadi, menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut.
Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi.
Mitos 3: Madu Yang Mengkristal Merupakan Madu Palsu
Kristalisasi madu sering disalahartikan sebagai tanda madu palsu. Padahal, proses kristalisasi atau penggumpalan madu adalah fenomena alami yang terjadi pada madu.
Madu yang mengkristal tidak akan mengalami penurunan kualitas. Semua kandungan madu tetap terjaga, kecuali warnanya yang bisa sedikit berubah.
Mitos 4: Madu Asli Bisa Meletup
Madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah, dan secara alami mengandung khamir (yeast) yang bisa mempengaruhi proses fermentasi. Namun, khamir ini hanya akan aktif pada madu yang dipanen terlalu muda.
Proses fermentasi yang terjadi pada madu muda menghasilkan karbon dioksida (CO2), yang bisa terakumulasi dan menyebabkan letupan jika madu disimpan dalam botol tertutup rapat.
Dengan demikian, keaslian madu tidak bisa dinilai dari apakah madu tersebut meletup atau tidak.