Acaraki Jamu Festival 2025, Lestarikan Warisan Budaya Indonesia Bersama Jamu Gendong

Indra Kurniawan | 29 April 2025 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Menyambut Hari Kartini dan sebagai bagian dari peringatan Dasa Windu (80 Tahun Indonesia), Ahad (27/4) pagi digelar Acaraki Jamu Festival di kawasan bersejarah Kota Tua Jakarta.

Event ini menjadi platform untuk merayakan perjalanan panjang Indonesia dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya, termasuk jamu sebagai bagian dari identitas nasional. 

Mengusung tema #TerbitlahTerang, festival ini merepresentasikan semangat pembaruan dan pelestarian kearifan lokal melalui jamu.

"Agenda pagi ini ada jalan sehat 2,5 km bersama para jamu gendong dimana peserta selain jalan bersama para jamu gendong dengan bakul tamunya, mereka juga diberikan bakul jamu yang diisi produk-produk sponsor," jelas CEO PT Sinde Budi Sentosa Jony Yuwono.

Festival ini menurut Jony bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan jamu sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, mengajak pengunjung untuk lebih memahami dan menghargai jamu serta proses meraciknya yang sarat dengan filosofi kesehatan dan tradisi lokal. 

"Tujuan dari festival ini untuk menunjukkan perjuangan para jamu gendong. Mereka bangun (tidur) jam 04.00 WIB, lanjut salat subuh dulu untuk menjaga spiritual mereka juga. Kalau enggak salat mereka enggak jualan katanya," beri tahu Jony Yuwono.

"Selanjutnya mereka mulai buat jamu. Dari menumbuk beras, menghancurkan kunyit, kencur, lalu direbus, ditiris. Dalam sehari mereka tidak hanya bikin 1-2 racikan tapi bisa 3-6 racikan. Setelah disaring lalu dimasukkan ke dalam botol-botol kosong," lanjutnya.

Festival ini tidak hanya merayakan tradisi, melainkan juga mengajak masyarakat untuk merasakan kembali nilai-nilai leluhur yang tertanam dalam setiap segelas jamu.

Jony Yuwono, CEO PT Sinde Budi Sentosa

Jamu Gaya Hidup

Festival ini hasil kolaborasi antara Brand Acaraki, dan didukung oleh Larutan Penyegar Cap Badak bersama GP Jamu Indonesia. Sinergi antara Acaraki dan Cap Badak yang konsisten bahkan menjadi kekuatan utama dalam menghadirkan festival ini kepada masyarakat luas.

"Kami berharap para pengunjung dan para konsumen juga bisa melihat bahwa jamu itu lebih dari satu minuman. Ada begitu banyak doa dan semangat dari para ibu-ibu jamu gendong," kata Jony Yuwono. 

Filosofi meracik jamu berakar pada kearifan lokal yang memandang tubuh manusia sebagai bagian dari alam semesta, yang harus dijaga keselarasan dan keseimbangannya.

Acaraki Jamu Festival menjadi ruang untuk merasakan kembali nilai-nilai jamu dan menjadikannya bagian dari gaya hidup masa kini. Dalam festival ini, berbagai kegiatan seru dan edukatif disiapkan untuk mengajak pengunjung lebih dekat dengan tradisi meracik jamu.

Selain Fun Walk 2,5K dengan membawa bakul jamu, ada Kreasi Jamu Gendong oleh komunitas Laskar Jamu Gendong serta Free Flow Jamu Booth yang memungkinkan pengunjung menikmati berbagai jenis jamu secara gratis dan merasakan manfaat kesehatan dari ramuan tradisional ini.

"Makanya di dalam Acaraki Jamu Festival ini, kami perkenalkan juga apa yang kami punya di luar jamu. Yaitu batik, wayang, dan kenalilah lebih dekat rupiah yang kita punya," terang Jony. 

Festival ini juga direncanakan akan berkelanjutan dilakukan secara reguler setiap bulan, dengan berbagai tema dan kegiatan untuk terus memperkenalkan jamu kepada masyarakat sebagai warisan turun-temurun.

Festival ini terbuka untuk umum dan mengundang seluruh lapisan masyarakat dari pecinta herbal, komunitas budaya, UMKM, hingga keluarga dan generasi muda untuk ikut serta dalam membangun masa depan yang sehat dan berbudaya.

Dengan semangat “Terbitlah Terang”, Acaraki Jamu Festival 2025 diharapkan menjadi momentum kebangkitan industri jamu nasional sekaligus menghidupkan kembali tradisi yang semakin relevan dalam konteks kehidupan modern saat ini.

Acara serupa dijadwalkan digelar bulan depan di Sarinah Thamrin Jakarta, sekaligus memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei. Konsep acaranya menurut Jony tentu akan menyesuaikan lokasi.

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait