Kecanduan Pornografi Lebih Berbahaya Dibanding Perilaku Adiktif Lainnya

Supriyanto | 10 Mei 2025 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kecanduan pornografi kini semakin menjadi perhatian dalam dunia kesehatan mental, menyusul temuan sejumlah penelitian yang menunjukkan dampak serius terhadap fungsi otak dan perilaku. 

Kondisi ini bahkan disebut-sebut lebih merusak dibanding kecanduan perilaku lain seperti belanja kompulsif.

Salah satu studi yang dilakukan oleh para peneliti di Jerman menunjukkan bahwa individu yang secara rutin mengonsumsi konten pornografi mengalami penyusutan pada area striatum di otak, yaitu bagian yang berperan dalam proses penghargaan, motivasi, dan pengendalian impuls.

Temuan serupa diungkapkan dalam studi yang dilakukan oleh Universitas Cambridge beberapa tahun lalu.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa otak para pecandu pornografi memperlihatkan aktivitas tinggi ketika terpapar gambar-gambar erotis—aktivitas yang sama ditemukan pada otak pecandu narkotika dan alkohol.

Pakar kesehatan menyatakan bahwa kecanduan pornografi bersifat progresif. Biasanya bermula dari paparan di usia muda, lalu berkembang menjadi kebutuhan kompulsif untuk terus mengakses konten seksual secara visual.

Lama-kelamaan, individu yang mengalami kecanduan ini menjadi tidak sensitif terhadap konten yang sama dan terdorong mencari rangsangan yang lebih ekstrem, bahkan berisiko.

"Paparan terus-menerus terhadap materi pornografi dapat menurunkan sensitivitas otak terhadap rangsangan seksual normal, dan mendorong perilaku kompulsif yang sulit dikendalikan," ujar salah satu konselor adiksi dari situs rdsoberliving.com.

Dalam kasus yang parah, pecandu pornografi dapat menghabiskan waktu hingga 12 jam per hari untuk menonton konten pornografi. Sekitar tujuh persen populasi diperkirakan terdampak oleh kondisi ini, dengan pola pikir dan perilaku adiktif yang menyerupai penyalahguna zat terlarang.

Meski begitu, sama seperti kecanduan lainnya—seperti alkoholisme, kecanduan obat-obatan, atau belanja kompulsif—kecanduan pornografi dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat. Kesadaran diri menjadi langkah awal yang sangat penting dalam proses pemulihan.

Bagi individu yang merasa tidak mampu menghentikan dorongan untuk mengakses konten pornografi, disarankan untuk segera mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. 

Terapi perilaku, konseling, dan dukungan komunitas dapat membantu dalam proses pemulihan dan mencegah dampak jangka panjang terhadap kehidupan pribadi maupun sosial.

Penulis : Supriyanto
Editor: Supriyanto
Berita Terkait