Kisah Nyata Perjalanan Gadis Remaja Menghadapi Penyakit Kanker Otak

Romauli Gultom | 21 Oktober 2018 | 15:51 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Memiliki anak adalah anugerah dan perhiasan hidup, secara naluri setiap manusia mendambakan kehadiran seorang anak sehingga merasa belum sempurna hidupnya jika belum memiliki seorang anak.

Kehadiran anak harus di jaga dengan sebaik-baiknya sehingga kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak terkira sepanjang masa.

Hal itulah yang kemudian mendasari seorang ayah dari gadis remaja bernama Priscilla atau biasa di panggil Pece, Jacobus Dwihartanto meluncurkan buku perdananya yang berjudul Priscilla, My Beautiful Fighter.

Terinspirasi dari pengalaman pribadi yang dialami oleh sang penulis, yang memiliki seorang anak periang dan aktif di masa kehidupan remajanya sampai harus menerima kenyataan pahit divonis penyakit yang menakutkan untuk semua orang yaitu kanker otak.

Buku ini berisi kisah nyata perjalanan keseharian semasa hidup Priscilla mulai dari dilahirkan, masa kanak-kanak, masa di sekolah dasar (SD) sampai dengan masa Sekolah Menengah Pertama (SMP), di setiap kehidupannya Priscilla sangat menikmati saat-saat bahagia dalam pergaulan dan pertemanan di kehidupan remajanya.

Priscilla yang menghabiskan masa sekolahnya di SD dan SMP Santa Ursula, sangat bangga menjadi anggota sanurian sebutan untuk pelajar di sekolah Santa Ursula.

Priscilla sangat terkenal sebagai anak berprestasi tinggi, baik secara akademis maupun di luar pelajaran serta sangat disayangi oleh guru dan teman-temannya karena memiliki kedewasaan yang menonjol dengan kematangan dalam sikap dan pemikiran.

Sampai  pada akhirnya kebahagiaannya terenggut di tahun 2011 keseimbangan badan dan kesehatannya mulai terganggu yang ternyata dokter memvonis ia menderita penyakit kanker otak dan hanya berlangsung selama 17 bulan hingga akhirnya di panggil oleh sang maha kuasa.

“Saya merasa terpanggil dan antusias bisa menghadirkan buku ini untuk menginspirasi para orang tua dalam menghadapi cobaan hidupnya, terutama memiliki sang buah hati yang divonis penyakit menakutkan,” ujar Jacobus Dwihartanto di Jakarta, belum lama ini.

Ia menambahkan, proses penulisan sendiri membutuhkan waktu selama setahun, mulai mengumpulkan keping demi keping pemikiran dan keinginannya yang dituangkan dalam tulisan dibuku harian, laptop, blog sampaiposting-an di Twitter dan Instagram.

Banyak hal yang dapat ditemukan mulai dari pemikiran, harapan, cita-cita hingga pandangan pribadi Priscilla tentang cinta sejati dan itu membuat kagum pada pribadinya yang luar biasa meski usianya masih lima belas tahun.

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait