Wah, Aplikasi Ini Memungkinkan Penggunanya Investasi Uang Receh

Wayan Diananto | 10 Maret 2019 | 01:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Investasi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat masa kini. Bicara investasi kita kerap membayangkan uang jutaan hingga miliaran rupiah. Padahal, investasi bisa dimulai dari uang berjumlah kecil alias receh. Hal tersebut terungkap dalam peluncuran aplikasi Raiz Invest di Jakarta, pekan ini. Aplikasi ini dirilis untuk mengajak generasi milenial berinvestasi meski jumlahnya receh. Keputusan aplikasi Raiz Invest menyasar generasi milenial disertai alasan kuat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, hingga Mei 2018 terdapat 190,5 juta penduduk berusia 15 tahun ke atas.

Dari jumlah sebanyak itu, hanya 17,8 persen atau sekitar 33,9 juta penduduk yang memiliki minimal satu rekening bank. Data ini diperkuat hasil riset dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Hingga Juli 2018, jumlah investor reksa dana di Indonesia baru mencapai sekitar 820 ribu orang. Tingkat inklusi keuangan yang masih rendah membuat masyarakat kehilangan banyak peluang, terutama dalam mempersiapkan masa depan. Cara kerja aplikasi Raiz Invest yakni mengumpulkan uang receh pengguna yang diperoleh dari selisih pembelanjaan.

"Setelah mendaftar di aplikasi Raiz Invest, Anda dapat menghubungkannya dengan kartu debit dan atau e-wallet Anda. Usai bertransaksi, Raiz Invest akan melakukan pembulatan ke atas untuk setiap transaksi kelipatan 5 ribu rupiah. Setelah pembulatan yang terkumpul mencapai 10 rupiah, otomatis akan ke reksa dana. Pengguna juga dapat berinvestasi secara rutin menggunakan fitur cicilan investasi atau secara seketika dengan fitur Lump Sum untuk meningkatkan investasi," terang chief Executive Officer Raiz Invest Indonesia, Melinda N. Wiria, kepada tabloidbintang.com.

George Lucas, CEO of Raiz Invest Australia, menambahkan, "Aplikasi Raiz Invest kali pertama diluncurkan dengan nama Acorns di Australia pada Februari 2016. Aplikasi ini kemudian berganti nama menjadi Raiz Invest pada April 2018. Hingga awal tahun ini, aplikasi di Australia telah diunduh sebanyak lebih dari satu juta kali dan memiliki lebih dari 175 ribu pengguna aktif. Setelah sukses di Australia, aplikasi ini menyapa masyarakat Asia termasuk Indonesia."

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait