Studi Terbaru Facebook: Kelas Menengah Membentuk Tren Belanja di e-Commerce

Redaksi | 20 Februari 2020 | 23:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pilihan yang semakin beragam, akses internet yang lebih baik, dan tingkat kesejahteraan yang meningkat menjadi faktor kunci yang mendorong aktivitas belanja di ranah online di Asia Tenggara, menurut Facebook dan Bain & Company, yang merilis lanjutan dari studi mereka tahun 2018 tentang Emerging Middle Class. Studi baru ini, yang berjudul Riding the Digital Wave: Southeast Asia’s Discovery Generation, melihat bagaimana perilaku dan preferensi kelas menengah membentuk tren belanja di e-commerce dan ranah online.

“Studi ini menunjukkan bagaimana dunia digital memiliki peran penting dalam pertumbuhan bisnis dan e-commerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” kata Hilda Kitti, Kepala Pemasaran untuk Facebook di Indonesia.

Studi ini mensurvei 12.965 responden di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dan mewawancarai lebih dari 30 CEO dan pemodal di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan kelas menengah di Asia Tenggara akan mendominasi 70-80% dari pertumbuhan konsumen digital pada 2025.

Menurut data dari Bain, dari 90 juta konsumen digital pada tahun 2015, Asia Tenggara menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,8 kali lipat menjadi 250 juta konsumen digital pada tahun 2018. Pada tahun 2025, akan ada 310 juta konsumen digital di Asia Tenggara. Di Indonesia, angka konsumen digital telah tumbuh pesat dan hal ini juga mendorong pertumbuhan belanja online di Indonesia.

Studi ini menunjukkan bahwa konsumen digital di Indonesia tumbuh dari 64 juta, 34% dari total populasi pada tahun 2017 menjadi 102 juta, 53% atau setengah dari total populasi pada tahun 2018. Dengan kenaikan angka konsumen digital ini, pertumbuhan belanja online juga diprediksi tumbuh 3,7 kali dari 13,1 miliar USD pada 2017, menjadi 48,3 miliar USD di 2025.

Fase Pencarian dalam aktivitas belanja online sangat penting, karena 64% responden di Indonesia mengatakan tidak tahu persis apa yang mereka ingin beli saat belanja online, dengan lebih dari 57% responden mengatakan bahwa mengetahui produk dan merek baru melalui platform media sosial. 

“Ada banyak cara untuk berbelanja, dan tidak ada orang yang berbelanja dengan cara yang sama dua kali. Kuncinya merancang strategi pada fase pencarian sangat penting, mengingat bahwa pelanggan berinteraksi dengan banyak merek melalui berbagai saluran pada waktu yang sama,” kata Hilda.

Selain penemuan, penelitian ini menunjukkan potensi besar untuk membangun loyalitas dan pertumbuhan merek karena tidak ada pemain dominan di pasar e-commerce di Asia Tenggara. Rata- rata orang Indonesia berbelanja di 3,8 platform sebelum membuat keputusan pembelian, yang menunjukkan potensi besar bagi merek di Indonesia untuk menumbuhkan pasar mereka di sini. Karena itu, memberikan penghargaan bagi pelanggan melalui program loyalitas sangat penting. 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait