Ini Alasan Milenial Pilih Co-Living Ketimbang Beli Rumah

Romauli Gultom | 15 April 2020 | 20:03 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Generasi milenial cenderung memilih tinggal bersama (co-living) karena tren konsumen umum sedang menuju ke arah ekonomi berbagi. Co-living menjadi lebih dari sekadar model perumahan, dan kini menjadi solusi untuk generasi lebih muda yang makin besar populasinya.

Meningkatnya co-living datang dari berbagai faktor, di antaranya karena fasilitasnya yang lengkap dan senangnya tinggal bersama orang lain yang punya minat sama. Faktanya, orang cenderung ingin berteman dengan yang lain. Cukup dengan membuka pintu dan memulai pertemanan atau bahkan membuka usaha bersama.

Hal ini yang menarik perhatian generasi milenial, khususnya para digital nomad -mereka yang bekerja mengandalkan sambungan internet sehingga memungkinkan untuk berada di mana saja. Mereka juga tidak ingin selalu khawatir dengan pengaturan keuangan jika memutuskan membeli rumah, karena hal itu dianggap membatasi.

Itu sebabnya membeli rumah tidak menjadi prioritas salah satu milenial bernama Nita (25). Ia justru memilih cara hidup yang fleksibel. Nita tidak ingin terikat pada satu lokasi, sedangkan membeli rumah berarti membatasi dirinya untuk tinggal di satu lokasi saja.

Statusnya yang masih lajang merupakan salah satu alasan mengapa Nita belum ingin membeli rumah. Ia bisa berganti pekerjaan, atau pindah ke lokasi atau kota lain kapan saja. Dengan demikian menyewa apartemen dinilainya lebih baik daripada membeli rumah.

 

“Pekerjaan saya menguras waktu, dan saya jarang menghabiskan waktu di rumah, sedangkan memiliki rumah itu butuh pemeliharaan yang lebih besar daripada apartemen. Lagipula, bagi orang yang suka travelling, saya merasa lebih aman meninggalkan apartemen kalau sedang bepergian,” ujar Nita memberi alasan.

Kesibukan kerja juga menjadi alasan Nita untuk menyewa apartemen di Casa Grande, Kota Kasablanka, ketimbang menyicil rumah. Setelah membayar uang sewa, kebersihan rumah pun sudah diurus oleh pengelola. Maklum saja, sehari-hari ia sudah sibuk bekerja sehingga tidak mau direpotkan dengan pekerjaan rumah tangga.

“Flokq juga menemukan kamar yang sesuai budget saya. Saya ingin membayar satu harga tanpa biaya tambahan. Itu membuat saya nyaman mengatur keuangan bulanan,” kata perempuan yang bekerja sebagai marketing specialist ini.

Alasan lain yang membuatnya senang dengan menyewa apartemen melalui layanan penyedia co-living space ini adalah komunitas. Nita datang ke Jakarta seorang diri dan tidak punya banyak teman di sekitar kantornya. Melalui Flokq, ia bisa berjumpa dengan banyak orang yang sepemikiran, dan komunitas ini membuatnya merasa diterima. 

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait