Wedding Shaming, Perusak Keindahan Momen Pernikahan yang Nyata

Wida Kriswanti | 2 April 2021 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Bagi kebanyakan orang, menghadapi momen pernikahan itu sesuatu yang membahagiakan sekaligus menegangkan. Bahagia karena akhirnya bisa bersatu dalam ikatan suci dengan seseorang yang dicintai. Namun menegangkan, karena namanya sebuah hajat yang melibatkan banyak orang, maka akan ada saja yang berkomentar buruk tentangnya.

Dan perkembangan dunia media sosial membuat kebahagiaan sekaligus ketegangan momen pernikahan mencapai level yang lebih tinggi. Pasangan yang baru menikah tentu sangat antusias untuk membagikan banyak momen pernikahan melalui media sosialnya. Pada waktu bersamaan, hal ini membuka peluang para komentator keji untuk meninggalkan jejak kenyinyirannya.

Siapa sih mereka ini? Ya, mereka adalah para wedding shamers yang sangat gemar melakukan wedding shaming. Sederhananya, orang-orang yang suka mencari cela dari pernikahan seseorang. Mulai dari makanan yang mungkin kurang atau rasanya tidak enak, pakaian pengantin yang dinilai kuno atau bahkan norak, hingga dekorasi atau bahkan suvenir pernikahan ikut dikomentari. Tidak menutup kemungkinan, sosok pengantinnya pun jadi sasaran. Misal, tidak terlihat serasi lah, tidak rupawan lah, dan lain-lain.

Duh, serius? Orang-orang ini benar-benar tega hanya demi memuaskan dirinya sendiri sampai-sampai rela merusak hari bahagia orang lain. Lantas apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi para wedding shamers yang kemunculannya tidak bisa dicegah ini? Dilansir dari Brides, setidaknya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, terutama oleh pasangan pengantin yang bersangkutan.

1. Pastikan Anda dan pasangan kompak

Dari sejak awal merencanakan, pastikan Anda dan pasangan sudah satu suara terkait bagaimana pernikahan akan diselenggarakan. Ini akan menguatkan mental Anda ketika ada orang lain mengkritik, misalnya saat Anda memilih atau tidak memilih melakukan masa pingit, memilih atau tidak memilih mengundang tamu, dan lain-lain. Biarkan orang mau bilang apa, satu orang saja yaitu suami sendiri berada di pihak Anda sudah cukup.

2. Tanggapi dengan respons yang baik

Ya, mendengarkan masukan yang kadang lebih terasa seperti mencampuri urusan pribadi sangat menjengkelkan. Hei, tidak bisakah sesederhana 'turut berbahagia' untuk pasangan yang menikah? Namun bagaimanapun kenyinyiran yang Anda terima, tetap tanggapi dengan santun agar tidak makin merusak mood Anda. Berilah jawaban seperti, 'Terima kasih perhatiannya. Tapi inilah yang terbaik yang bisa kami lakukan dan menurut kami ini sudah sangat membuat kami bahagia. Sama seperti Anda yang bahagia dengan pilihan Anda'.

3. Hubungi secara pribadi pelaku wedding shaming

Terlebih jika Anda mengenalnya secara pribadi dan cukup dekat, seperti keluarga atau teman. Anda sangat berhak mengutarakan perasaan terluka Anda karena kritik yang mereka sampaikan. Sisanya, pilihan mereka pribadi untuk meminta maaf atau malah cuek saja. Anda kemudian bisa menilai apakah mereka sekadar perhatian atau memang jahat pada Anda.

4. Buat pernyataan di media sosial

Saat Anda mulai mengunggah foto-foto dan video pernikahan di media sosial, langsung barengi dengan pernyataan terbuka. Misalnya, 'Semoga tidak terpikir untuk berkomentar buruk soal hari bahagia kami, terima kasih'.

5. Abaikan komentar negatif

Eh, tetap saja ada yang nyinyir walau mungkin dengan kalimat yang lebih halus. Kalau kejadiannya seperti ini, Anda benar-benar harus mengabaikannya. Jangan ditanggapi, anggap saja tidak ada. Hapus sekalian komentar mereka dari media sosial Anda, tanpa perasaan tidak enak sedikit pun. Kenyamanan Anda lebih utama.

6. Selalu konsultasikan dengan pihak vendor

Kadang pernikahan jadi memiliki cela karena kurangnya komunikasi antara pasangan yang menikah dan pihak jasa atau vendor. Semakin banyak Anda dan pasangan menyepakati sesuatu dengan khusus, semakin kecil kemungkinan Anda kecewa terhadap pernikahan Anda sendiri. Kalau Anda sendiri ragu,bagaimana meyakinkan orang lain untuk tidak mencela pernikahan Anda?

Penulis : Wida Kriswanti
Editor: Wida Kriswanti
Berita Terkait