Mom, Berhenti Bilang 'Enggak Apa - apa' Saat Anak Terjatuh atau Terluka

Wida Kriswanti | 26 Mei 2021 | 10:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Saat anak mulai tumbuh aktif, anak mulai sering tak sengaja melukai dirinya sendiri. Apakah itu terjatuh, terpeleset, atau menabrak, dan lain-lain, saat sibuk beraktivitas. Sayangnya, alih-alih membantu anak, ternyata reaksi kebanyakan orang tua justru berisiko memberi luka lebih dalam kepada anak.

Dengan maksud agar anak menyadari kesalahannya, nantinya lebih hati-hati dan waspada, orang tua sering bereaksi dengan menyatakan "kesalahan yang sudah jelas". Kalimat-kalimat seperti "Tuh, kan gara-gara jalannya enggak hati-hati", "Makanya jangan ngebut!", "Enggak pakai sendal, sih, jadinya sakit, kan kakinya?!", dan sebagainya.

Kesalahan lainnya yaitu ketika orang tua juga berharap anaknya tidak cengeng dan jadi pemberani.
Orang tua lalu merasa benar dengan mengucapkan kata-kata seperti "enggak apa-apa", "enggak sakit, kok", "anak mama kuat", "Sudah enggak usah nangis", dan semacamnya.

Diungkapkan Dr. Karol Darsa, psikolog spesialis trauma, bahwa anak yang tak sengaja melukai dirinya sendiri hanya membutuhkan validasi orang tua atas kejadian yang baru dialaminya. "Kuncinya adalah jaga ucapan Anda agar tetap netral," kata Darsa. "Terima perasaan mereka dengan sikap tenang, tanpa rasa panik," lanjutnya, seperti dilansir dari Pure Wow.

Perkataan "enggak apa-apa" dan lainnya yang setara dengan itu, sama sekali tidak membantu anak merasa lebih baik setelah kejadian buruk yang baru saja dialami. Anak malah akan merasa kebingungan dalam memaknai rasa. "Intinya kita tidak mau memberikan pesan yang salah kepada anak, bahwa merasa takut atau marah adalah hal yang buruk," kats Darsa. "Setiap perasaan ya harusnya diterima, karena itulah perasaan," sambungnya.

Tenangkan dan buat mereka nyaman mengungkapkan perasaannya. Inilah yang seharusnya dilakukan setiap orang tua saat mendapati anaknya tanpa sengaja melukai dirinya sendiri. Orang tua bisa memulai dengan kalimat seperti "Coba kita lihat lukanya dulu, ya", lalu katakan, "Kamu akan cepat sembuh, tenang saja, ada Mama di sini bantuin kamu."

Perkataan-perkataan semacam itu menjadi penting untuk didengar dan diketahui anak. Karena anak hampir selalu belajar dengan melihat dan meniru. Dengan orang tua tidak bersikap panik, lalu mencari solusi, membuat anak belajar bahwa masalah harus dihadapi dengan tenang dan dicari jalan keluarnya.

Ditegaskan Darsa, bahwa anak boleh merasa takut, marah, kesakitan, dan sebagainya. Tapi tidak perlu menjadi trauma dan bersikap panik. "Jika mereka melihat orang tuanya tidak panik, maka mereka akan paham bahwa tidak usah panik saat mengalami musibah," pungkas Darsa.

Penulis : Wida Kriswanti
Editor: Wida Kriswanti
Berita Terkait