Mengira Kena Covid-19 Tapi Ternyata TBC, Ini Perbedaan Gejala yang Perlu Diketahui

Wida Kriswanti | 13 Agustus 2021 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sebagai penyakit yang sama-sama menyerang pernapasan, gejala penyakit menular tuberkulosis atau TBC dan Covid-19 pun hampir sama. Bahkan kebanyakan awam bisa jadi salah mengira dan menganggap TBC adalah Covid-19. Ditambah fokus pemerintah dan kewaspadaan masyarakat setahun belakangan ini memang melulu seputar penyakit yang disebabkan virus tersebut.

Padahal seperti diketahui, tidak seperti Covid-19, TBC termasuk penyakit yang sudah ada obatnya dan bisa disembuhkan. Asalkan pasien mau memeriksakan diri dan menjalani pengobatan secara teratur sesuai yang dijadwalkan. Sehingga sangat disayangkan jika banyak pasien TBC menjadi memburuk kondisinya semata karena memang tidak berobat.

Membantu masyarakat awam agar tetap mewaspadai TBC, dr.Siti Nadia Tarmizi, M. Epid, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dari Kementrian Kesehatan RI, pada acara konferensi pers virtual Peluncuran TOSS TBC Virtual Run & Ride 2021, Kamis (12/8), mengungkap perbedaan gejala yang paling mudah dikenali antara Covid-19 dan TBC.
Orang dengan TBC, demamnya lebih dari 3 minggu tidak turun-turun. Lalu batuknya berdahak, juga lebih dari 3 minggu. Dan selama kurun waktu tersebut, berat badan mengalami penurunan terus menerus, padahal asupan makanan tetap.

“Namun yang paling khas dari TBC, yaitu berkeringat di malam hari (padahal tidak melakukan aktivitas berat), itu kemungkinan besar TBC. Disertai timbulnya benjolan-benjolan di ketiak atau di sekitar pundak kiri-kanan,” ungkap dokter Siti Nadia Tarmizi. Dan di masa pandemi seperti ini, saat kita mengalami gejala mirip dengan Covid-19, hampir pasti Covid-19 itu jika ada anosmia. Yaitu hilangnya indera perasa dan atau penciuman. “Kalau TBC tidak. Hilangnya indera penciuman atau perasa itu tidak ada di TBC,” lanjutnya.

Namun karena gejala yang memang hampir sama tersebut, secara prosedur pemeriksaan, penderita TBC pasti awalnya akan dites Covid-19 dulu. “Karena setiap yang bergejala di masa pandemi ini pasti akan jadi sasaran tracing (pelacakan penyebaran virus),” kata dokter Siti. Bedanya, kalau sudah terbukti tidak covid, tapi gejala ada, tentu akan dipikirkan kemungkinan lainnya, termasuk TBC. Suspek tidak akan ‘dicovidkan’ jika hasil pemeriksaan memang terbukti bukan Covid-19. “Pemeriksaan laboratorium pada akhirnya (untuk memastikan TBC),” pungkasnya.

Penulis : Wida Kriswanti
Editor: Wida Kriswanti
Berita Terkait