Rujuk dengan Pasangan Pelaku KDRT dengan Modal Kata Maaf, Cukupkah?

Wida Kriswanti | 15 Oktober 2022 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Cukup banyak terjadi, seseorang yang menerima pasangannya kembali, sekali pun sudah diperlakukan tidak baik berulang kali. Dan menurut Dr. Jenn Mann, seorang psikoterapis yang juga bekerja sebagai TV host, kebanyakan adalah wanita, seperti dilansir dari InStyle. 

Lebih lanjut Dr. Jenn Mann mengungkapkan, bahwa ada pertanyaan yang selalu ia tanyakan kepada setiap kliennya tersebut, "Apa yang sudah dia (pasangan pelaku KDRT) lakukan sehingga membuat Anda berpikir kali ini (ceritanya) akan berbeda? Rencana atau tindakan apa yang dia lakukan untuk memperbaiki kebiasaan buruknya?" Dan jawabannya selalu sama: tidak ada (rencana apa-apa).

Katanya, dia (hanya) sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Namun tanpa rencana dan tindakan konkrit, hampir pasti tidak akan ada yang berubah. Memutuskan menerima kembali dia yang pernah menyakiti berulang kali, tanpa dibarengi komitmen untuk melakukan sesuatu yang berbeda, maka ini hanya semacam gerbang yang terbuka untuk perilaku buruk yang sama atau bahkan lebih menyakitkan.

Pun bagi pelaku, permintaan maaf yang hanya di bibir dan tanpa implementasi rencana, hanya akan membuat pelaku mengulangi lagi kesalahannya dan kembali melukai pasangannya. Rekonsiliasi dan aksi tidak melulu tentang kemungkinan. Ada beberapa indikator yang bisa menjadi kunci terjadinya perdamaian yang absolut. Karena segala bentuk kekerasan_apakah kekerasan fisik, emosi, dan seksual_tidaklah dibenarkan dan tidak patut diterima dalam sebuah hubungan. 

Jika pasangan pernah satu kali memukul Anda, lalu Anda menerimanya kembali, akan selalu ada kemungkinan dia melakukannya lagi dan lagi. Jika seseorang memiliki ketergantungan (minuman keras atau obat-obatan terlarang) atau gangguan kejiwaan, namun tidak ada komitmen untuk mendapatkan perawatan profesional, maka ini salah satu contoh rujuk yang sia-sia. Seseorang yang meminta maaf, namun tidak menghargai Anda secara moral dan etika, maka selamanya tidak akan ada yang berubah.

Lantas bagaimana jika keputusan Anda adalah tetap rujuk? Dr. Jenn Mann menyarankan agar Anda mengajaknya untuk bertemu, untuk berbicara dari hati ke hati, luangkan waktu khusus untuk bersama, dan lihat apakah Anda dan dia masih bisa terkoneksi secara alami dan benar-benar damai menyenangkan atau sebaliknya. Ya, hanya Anda yang benar-benar tahu apakah sebuah hubungan yang pernah rusak benar-benar bisa dimulai dari awal atau sebaiknya diakhiri segera. Jujurlah pada diri Anda.

Penulis : Wida Kriswanti
Editor: Wida Kriswanti
Berita Terkait