Perempuan Anggap Tarif Dasar Listrik Berdampak pada Kehidupan Rumah Tangga

Romauli Gultom | 13 Februari 2018 | 03:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tak dipungkiri perempuan atau ibu rumah tangga sebagai penopang dalam kehidupan berumah tangga harus selalu melek informasi agar dapat mengantisipasi jalannya ekonomi dan kehidupan rumah tangga ke depan. Termasuk urusan soal tarif listrik yang mempengaruhi pengeluaran di rumah.

Menurut Founder Human Capital for Us (HCAUS) Mutia Sari Syamsul, MBA, tarif listrik sudah menjadi kebutuhan pokok atau primer, sama pentingnya dengan kebutuhan pulsa telepon dan bahan pangan. Karena itu, kaum perempuan meminta harga listrik supaya terus dalam kondisi yang stabil.

"Kalau tarif listrik nanti naik, pasti kebutuhan yang lain akan ikut naik. Contohnya, kebutuhan transportasi untuk naik angkot, ongkos ojek, dan naik bus umum dan kereta api, biasanya ikut terkerek naik. Begitu juga kebutuhan utama lainnya seperti membeli pakaian seragam, alat tulis, buku-buku sekolah, dan buku pelajaran, pasti mengikuti kenaikan harga listrik, yang menjadi energi dalam hidup kita," ujar Mutia Sari Syamsul dalam Obrolan Minggu dengan topik Perempuan dan Energi di Jakarta, Minggu (11/2).

Tak hanya itu, dampak lain jika tarif listrik naik juga dilontarkan Hj. Nunung Nur Kurniawati S. Pd selaku Ketua MR Al Hidayah Bintara Jaya dari Yayasan Al Mukhlisin. Menurutnya, para suami nantinya pasti bingung, karena harus kerja lebih keras, agar pendapatannya bisa mengikuti kenaikan harga listrik dan tarif-tarif lain yang mengikutinya.

"Buntut-buntutnya, setiap hari di rumah, kerja kami hanya ribut melulu, karena jumlah uang yang ada, tidak bisa mengimbangi kebutuhan hidup yang terus melangit. Kami inginnya, kondisi ekonomi tetap stabil, tarif listrik juga seperti sekarang ini. Syukur-syukur kalau pemerintahnya lebih memperhatikan kami, dengan menurunkan tarif listrik untuk rumah tangga. Jika ini yang terjadi, situasi rumah tangga akan lebih aman, karena saat ini beban hidup kami sudah berat. Kondisi zaman saat ini sudah berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya," imbuhnya.

Meski demikian, kaum ibu berusaha agar lebih produktif agar mampu menghasilkan produk rumahan bisa dijual dan membantu ekonomi rumah tangga.

"Ini bisa menjadi solusi daripada hanya meminta terus pada suami, supaya punya penghasilan lebih besar, sebagai dampak naiknya tarif listrik," tambah Sri Mulyani S.Pd, penggerak PKK di Bintara Jaya. 

(uli / gur)

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait