Gara-gara Putri Diana, Sylvester Stallone dan Richard Gere Nyaris Baku Hantam

Binsar Hutapea | 30 April 2025 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Buku biografi terbaru berjudul Dianaworld: An Obsession yang terbit pada 29 April mengungkap sisi lain dari kehidupan Putri Diana, termasuk pengaruh besarnya terhadap orang-orang di sekitarnya dan berbagai kisah tak terungkap yang membentuk citra "People's Princess". Ditulis oleh Edward White, buku ini mengeksplorasi bagaimana aura magnetis Diana mengguncang monarki Inggris dan meninggalkan warisan emosional yang mendalam hingga kini.

Dalam salah satu bagiannya, buku ini mengisahkan insiden ketika dua aktor Hollywood, Sylvester Stallone dan Richard Gere, hampir terlibat perkelahian karena berebut perhatian Putri Diana dalam sebuah pesta pada pertengahan 1990-an. Informasi tersebut berasal dari David Furnish, suami Elton John, yang menyaksikan langsung insiden tersebut. Menurut Furnish, Stallone datang ke pesta dengan niat khusus untuk mendekati Diana, namun merasa terganggu ketika melihatnya tengah asyik berbincang dengan Gere.

Ketegangan meningkat hingga keduanya nyaris terlibat baku hantam. Stallone dilaporkan berkata bahwa ia tidak akan datang jika tahu "Pangeran Tampan sialan itu ada di sini."

Kisah lain datang dari Tessa Baring, perwakilan dari organisasi amal anak-anak Barnardo’s. Ia mengenang saat Stallone ingin duduk di samping Diana dalam sebuah makan siang resmi di London, namun justru diposisikan di samping seorang anak perempuan bernama Tracy, yang duduk di sebelah sang Putri. Diana kemudian memanfaatkan momen itu untuk membuat Tracy merasa dilibatkan, sambil tetap menggoda Stallone dengan pertanyaan-pertanyaan ringan tentang kehidupan pribadinya, seolah-olah mewakili rasa ingin tahu Tracy.

Dalam buku tersebut, penulis juga membahas hubungan pribadi Diana dengan dokter bedah jantung Hasnat Khan yang berlangsung dari 1995 hingga 1997. Daya tarik Diana terhadap Khan disebut berasal dari sikap tenangnya yang tidak terpengaruh oleh status kerajaan sang Putri saat pertemuan pertama mereka di Rumah Sakit Royal Brompton. Sikap Khan yang tidak berusaha mengesankan atau terkesan kepada Diana justru membuatnya terpikat.

Hubungan keduanya berlangsung diam-diam hingga pertengahan 1997, meski sempat diketahui media pada akhir 1995. Pada periode itu pula, Diana membuat penampilan mengejutkan dalam wawancara Panorama bersama jurnalis Martin Bashir, di mana ia menyebut dirinya sebagai "ratu di hati masyarakat," bukan sekadar simbol cinta publik, tetapi juga sumbernya.

Dalam wawancara tersebut, Diana berbicara tentang misi pribadinya untuk menghadirkan cinta dan perhatian kepada orang-orang yang merasa tidak dicintai. “Saya tahu bahwa saya bisa memberikan cinta, walau hanya satu menit, setengah jam, sehari, atau sebulan,” ujarnya. Ia mengungkap tekad untuk membuat rakyat Inggris merasa penting, didukung, dan diberi cahaya di tengah kegelapan mereka — sesuatu yang, secara implisit, diakui Diana hanya sedikit ia rasakan dalam kehidupannya sendiri.

Putri Diana meninggal dunia dalam kecelakaan tragis di Paris pada 1997 di usia 36 tahun. Buku ini menjadi catatan emosional baru mengenai warisan dan kompleksitas pribadi salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah modern Inggris.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Binsar Hutapea
Berita Terkait