Mengenang Momen Ikonis Putri Diana di Met Gala 1996
TABLOIDBINTANG.COM - Saat perhelatan Met Gala 2025 kembali digelar, tak ada salahnya menengok ke belakang dan mengingat salah satu penampilan paling berkesan dan tak tergantikan dalam sejarah acara mode paling prestisius itu. Jauh sebelum era glam squad selebritas dan gaun yang dirancang demi viral di media sosial, ada Putri Diana—sosok yang diam-diam mengubah aturan fashion hanya dengan satu kemunculan legendaris di Met Gala.
Ya, ikon sejati tahun 1990-an itu hanya pernah menghadiri Met Gala sekali, pada tahun 1996. Namun, penampilannya tetap dikenang sebagai momen yang tak terlupakan. Saat itu adalah era pasca-perceraian: Diana tampil percaya diri, tanpa penyesalan, dan siap mencuri perhatian dengan caranya sendiri. Ia terbang dari London ke New York dengan pesawat Concorde, dan dalam hitungan jam sudah melangkah anggun menaiki tangga Met seperti penguasa panggung.
Diana tak sekadar hadir, ia tampil memukau. Ia mengenakan slip dress berwarna biru navy dengan detail renda hitam rancangan John Galliano, yang saat itu baru saja ditunjuk sebagai direktur kreatif Dior. Tema Met Gala 1996 memang merayakan rumah mode legendaris Prancis tersebut, dan siapa lagi yang lebih tepat mewakilinya selain wanita paling terkenal di dunia?
Namun, di balik glamornya, terselip kisah menarik. Menurut Galliano, Diana tidak mengenakan gaun itu sebagaimana yang ia rancang. Saat melihat Diana keluar dari mobil, sang desainer terkejut—korset yang menjadi bagian dari struktur gaun telah dilepas. Hasilnya? Sebuah gaun berpotongan lingerie yang menggambarkan kebebasan, keberanian, dan sensualitas yang elegan. Gaun itu bukan sekadar busana, melainkan pernyataan jati diri.

Aksesori yang ia kenakan pun menyampaikan pesan tersendiri. Kalung choker berlian safir dan mutiara yang menghiasi lehernya? Itu adalah perhiasan yang sama yang ia kenakan saat mengenakan “revenge dress”—gaun hitam legendaris yang dipakai pada malam ketika Pangeran Charles mengakui perselingkuhannya di televisi. Kalung itu juga menemaninya dalam momen dansa ikonik bersama John Travolta di Gedung Putih. Bagi Diana, kalung tersebut bukan hanya perhiasan—itu adalah bentuk perlindungan dan kekuatan.
Lebih dari itu, Diana mengenakan cincin pertunangannya—yang kini menghiasi jari Kate Middleton—di jari manis kirinya. Tak lagi menjadi simbol kewajiban kerajaan, cincin itu diubah maknanya menjadi simbol warisan, keteguhan, dan kemandirian.
Tak kalah ikonis, tas mini yang menggantung di lengannya saat itu adalah versi mungil dari hadiah yang diberikan oleh Ibu Negara Prancis saat itu, Bernadette Chirac. Awalnya disebut "Chouchou", tas itu menjadi sensasi mode setelah dikenakan Diana, hingga akhirnya Dior menamainya "Lady Dior" sebagai penghormatan. Itulah pengaruh sejati.
Namun yang membuat momen Diana di Met Gala begitu kuat bukan semata karena kemewahan. Ini adalah kisah tentang perempuan yang baru saja lepas dari kungkungan aturan kerajaan, menggunakan mode sebagai medium ekspresi diri dan cara untuk merebut kembali narasi hidupnya. Tanpa mahkota. Tanpa gelar bangsawan. Hanya Diana, dengan kendali penuh atas gaya dan kisahnya.
Jurnalis veteran Barbara Walters menyebut Diana sebagai “karya seni.” Sementara Galliano sendiri, meski awalnya terkejut dengan perubahan gaun rancangannya, mengakui bahwa versi Diana justru membuat tampilannya “jauh lebih sensual.”