Dari Putri Diana Hingga Meghan Markle, Inilah 5 Wawancara Keluarga Kerajaan Paling Menghebohkan

Binsar Hutapea | 23 Mei 2025 | 13:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Keluarga Kerajaan Inggris selama ini dikenal dengan citra publik yang anggun, penuh tradisi, dan terkendali. Namun, sejumlah wawancara blak-blakan dalam beberapa dekade terakhir telah menggoyahkan kesan tersebut. Ketegangan dalam keluarga, konflik pribadi, dan kritik terhadap institusi kerajaan mulai terkuak ke permukaan—membuat para anggota kerajaan terlihat lebih manusiawi dan dapat dipahami oleh publik. Dari wawancara legendaris Putri Diana hingga pernyataan kontroversial Pangeran Harry, inilah deretan wawancara yang mengguncang fondasi Istana Buckingham dan memicu percakapan global.

Putri Diana dalam BBC Panorama (1995): "Ada tiga orang dalam pernikahan ini"
Wawancara Putri Diana dengan jurnalis Martin Bashir untuk program Panorama BBC menjadi salah satu momen paling ikonik dan mengguncang dalam sejarah monarki modern. Diana secara terbuka mengakui perselingkuhannya dan menuding Pangeran Charles menjalin hubungan dengan Camilla Parker Bowles saat mereka masih menikah. Ia juga berbicara tentang perjuangannya menghadapi bulimia dan depresi pasca-melahirkan. Pernyataan itu merusak citra publik keluarga kerajaan dan menjadi sorotan besar media internasional hingga kini.

Pangeran Charles (1994): "Saya setia... sampai semuanya benar-benar hancur"
Setahun sebelum wawancara Diana, Pangeran Charles muncul dalam program dokumenter bersama jurnalis David Dimbleby dan mengakui untuk pertama kalinya bahwa ia tidak setia kepada Diana. Ia mengonfirmasi bahwa hubungan dengan Camilla kembali terjalin saat pernikahannya telah “hancur.” Pengakuan tersebut memperkuat rumor yang selama ini beredar dan menimbulkan pertanyaan mengenai tanggung jawab serta ekspektasi dalam kehidupan pernikahan kerajaan. Wawancara ini menjadi titik balik dalam persepsi publik terhadap pewaris takhta Inggris.

Pangeran Andrew dalam BBC Newsnight (2019): "Saya tidak berkeringat" 
Dalam wawancara yang kini disebut sebagai “bencana PR,” Pangeran Andrew mencoba menjelaskan hubungannya dengan pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. Namun, pembelaannya yang dianggap aneh—termasuk klaim bahwa ia “tidak bisa berkeringat”—dan minimnya empati terhadap korban justru memperburuk keadaan. Wawancara ini menuai kecaman luas dan menyebabkan Andrew mundur dari tugas-tugas publik kerajaan. Istana pun segera menjaga jarak dari keterlibatannya.

Meghan Markle & Pangeran Harry bersama Oprah Winfrey (2021): "Kami tidak hanya ingin bertahan, kami ingin hidup"
Dalam wawancara eksklusif yang disiarkan oleh CBS, Meghan Markle dan Pangeran Harry membongkar tekanan emosional dan psikologis yang mereka alami selama menjadi anggota senior kerajaan. Meghan mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami pikiran untuk mengakhiri hidupnya, sementara Harry menyatakan bahwa institusi kerajaan gagal melindungi mereka dari serangan media. Mereka juga membahas isu rasisme di lingkungan istana. Wawancara ini memperdalam keretakan keluarga dan memicu diskusi luas di seluruh dunia tentang reformasi monarki.

Pangeran Harry dalam wawancara BBC (2025): "Keamanan tidak seharusnya dipolitisasi"
Dalam wawancara terbarunya dengan BBC, Pangeran Harry kembali mengkritik keputusan pemerintah Inggris yang mencabut perlindungan keamanan bagi dirinya dan keluarganya. Ia menuding langkah tersebut sarat muatan politik dan menyalahkan Rumah Tangga Kerajaan karena kurang transparan. Harry mengungkapkan kekhawatiran atas keselamatan keluarganya dan menekankan pentingnya tanggung jawab institusi terhadap mantan anggota kerajaan. Wawancara ini kembali memunculkan perdebatan publik tentang hak, perlindungan, dan posisi para bangsawan yang memilih keluar dari tugas kerajaan.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait