TABLOIDBINTANG.COM - Taylor Swift akhirnya mendapatkan kembali hak atas seluruh karya musiknya—dan ia begitu bahagia hingga bercanda ingin menato wajahnya sebagai bentuk terima kasih. Dalam sebuah surat terbuka yang dibagikan melalui situs resminya, penyanyi pemenang Grammy itu menyampaikan kegembiraannya setelah berhasil membeli kembali seluruh katalog musik miliknya senilai hampir 360 juta dolar AS atau sekitar Rp6 triliun.
“Aku terus menangis bahagia secara tiba-tiba sejak tahu ini benar-benar terjadi,” tulis Swift, 35 tahun. “Aku benar-benar bisa mengucapkan kata-kata ini: Seluruh musik yang pernah aku buat… sekarang menjadi milikku.”
Swift juga menegaskan bahwa kepemilikan tersebut tak hanya mencakup lagu-lagu yang telah dirilis, tetapi juga semua film konser, sampul album, foto-foto, hingga lagu-lagu yang belum pernah dipublikasikan. “Semua kenangan. Semua keajaiban. Semua kegilaan. Setiap era. Seluruh karya hidupku,” ungkapnya penuh emosi.
Dalam surat tersebut, Swift secara khusus memberikan apresiasi besar kepada Shamrock Capital, perusahaan investasi yang membeli master rekamannya dari Scooter Braun pada tahun 2020. Swift menyebut proses kerja sama itu sebagai sesuatu yang “jujur, adil, dan penuh rasa hormat.”
Ia bahkan sempat bercanda, “Tato pertamaku mungkin akan berupa gambar Shamrock raksasa di tengah dahiku.”
Sementara itu, sebuah sumber yang terlibat dalam proses negosiasi membantah laporan bahwa Braun berperan dalam mendorong terjadinya kesepakatan ini. “Berbeda dengan laporan yang salah sebelumnya, tidak ada pihak luar yang ‘mendorong’ penjualan ini. Semua penghargaan layak diberikan kepada Shamrock Capital dan tim manajemen Taylor di Nashville,” ujar sumber tersebut kepada People Magazine.
Sebagai catatan, Braun sempat mengakuisisi enam album pertama Swift lewat perusahaan Ithaca Holdings yang membeli Big Machine Records—label yang menandatangani kontrak Swift pada 2005. Keputusan tersebut menuai kritik tajam dari Swift, yang mengaku tidak pernah diberi kesempatan untuk membeli kembali karya-karyanya sendiri.
Sejak saat itu, Swift mulai merekam ulang semua albumnya dalam proyek “Taylor’s Version” sebagai bentuk klaim kembali terhadap hak kreatifnya. Kini, setelah enam tahun perjuangan, ia akhirnya bisa berkata: semua itu adalah miliknya sepenuhnya.