Lee Je Hoon Kenang Masa Sulit Dalam Hidupnya: "Ayah Saya Harus Jadi Buruh Harian"
TABLOIDBINTANG.COM - Aktor Korea Selatan Lee Je Hoon mengenang masa-masa sulit dalam hidupnya yang terjadi saat negara dilanda krisis keuangan terburuk pada 1997—peristiwa yang kini dikenal sebagai Krisis IMF. Kala itu, ribuan bisnis gulung tikar dalam semalam, angka pengangguran melonjak, dan keluarga kelas menengah kehilangan kestabilan hidup. Bagi Lee, krisis tersebut bukan sekadar catatan sejarah, melainkan bagian dari kisah pribadinya.
Dalam wawancara pers yang digelar pada 2 Juni lalu untuk mempromosikan film terbarunya Big Deal, Lee Je Hoon secara terbuka men
Aktor Korea Selatan Lee Je Hoon mengenang masa-masa sulit dalam hidupnya yang terjadi saat negara dilanda krisis keuangan terburuk pada 1997—peristiwa yang kini dikenal sebagai Krisis IMF. Kala itu, ribuan bisnis gulung tikar dalam semalam, angka pengangguran melonjak, dan keluarga kelas menengah kehilangan kestabilan hidup. Bagi Lee, krisis tersebut bukan sekadar catatan sejarah, melainkan bagian dari kisah pribadinya.
Dalam wawancara pers yang digelar pada 2 Juni untuk mempromosikan film terbarunya Big Deal, Lee Je Hoon secara terbuka menceritakan bagaimana peristiwa tersebut menghancurkan masa kecilnya dan membentuk arah hidupnya hingga kini. Film tersebut berlatar pada puncak kehancuran ekonomi Korea Selatan dan, menurut Lee, mencerminkan banyak hal yang benar-benar ia alami.
Lee mengungkap bahwa ia masih duduk di bangku sekolah menengah ketika krisis terjadi. Saat itu, keluarganya memiliki dua usaha kecil: toko beras dan sebuah restoran. Meskipun sederhana, kedua usaha tersebut cukup untuk menopang kehidupan mereka secara layak. Namun, seperti ribuan pelaku usaha kecil lain pada masa itu, keluarganya tidak mampu bertahan dari guncangan ekonomi dan akhirnya harus menutup usaha mereka.
“Saat yang paling menyakitkan adalah melihat ayah saya pergi bekerja sebagai buruh harian,” ujar Lee. “Saat itulah saya benar-benar menyadari betapa sulitnya situasi yang kami hadapi.”
Masa sulit tersebut meninggalkan jejak mendalam dalam kehidupan Lee, menjadikannya lebih dewasa secara emosional sejak usia muda. Ia tak hanya menyaksikan penderitaan keluarganya, tapi juga penderitaan kolektif masyarakat di sekitarnya. Toko-toko tutup, tetangga kehilangan pekerjaan, dan banyak keluarga terpaksa mengubah total cara hidup mereka.
Menariknya, karier Lee di dunia seni peran tidak dimulai sejak awal. Ia sempat menempuh pendidikan di jurusan Bioteknologi di Universitas Korea, jalur akademis yang dianggap stabil dan bergengsi. Namun, panggilan hati membawanya ke dunia akting. Ia kemudian pindah ke Universitas Nasional Seni Korea untuk belajar drama, dan perlahan menapaki karier dari film-film independen hingga ke layar lebar dan drama-drama populer.
Film Big Deal menjadi proyek yang sangat personal bagi Lee Je Hoon. “Saya sendiri mengalami masa-masa sulit saat krisis IMF, jadi membintangi film ini terasa sangat berarti,” tuturnya.
Film ini mengambil latar kekacauan ekonomi pada tahun 1997 dan mengisahkan konflik antara dua profesional yang bersaing dalam perebutan kendali industri soju nasional Korea. Meski para tokohnya fiksi, latar sejarahnya berdasarkan pada kejadian nyata.