Demi Gengsi, Warga Korea Selatan Rela Hemat Makan untuk Membeli Barang Branded

Sandra Puspita | 27 April 2023 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Industri hiburan Korea Selatan terus mendominasi di seluruh dunia. Di satu sisi, kondisi ini juga membentuk gaya hidup masyarakat setempat untuk tetap "outstanding" meski penghasilan pas-pasan. Bajkan mereka rela menghemat makan siang demi membeli barang branded untuk memenuhi gaya hidup.

Berdasar informasi dari berbagai sumber,  penjualan produk fashion mewah pada tahun 2022 naik secara signifikan:

-  Hermes Korea penjualan naik 23%

-  Louis Vuitton Korea penjualan naik 15%

-  Christian Dior Couture Korea penjualan naik 33%

-  Rolex Korea penjualan naik 22%

Tingginya pemakaian barang mewah oleh masyarakat Korea juga selaras dengan pembelian dosirak, kotak bekal khas Korea umum dijual di minimarket.

Stasiun SBS sempat menayangkan terdapat warga Korea dengan pakaian mewah justru membeli dosirak seharga 4.000 Korea Won.

Muncul juga istilah 'jjantekeu' yang merupakan gabungan dari jjandolie atau orang pelit dan jaetekeu atau investasi.

Penggunaan istilah ini sebagai gambaran orang yang sangat menghemat di kehidupan sehari-hari dan uangnya dimanfaatkan untuk investasi.

Investasi ini tidak hanya dalam bentuk uang. Memakai barang branded bisa sebagai investasi barang untuk menaikkan 'strata sosial', terutama bagi generasi MZ (Milenial dan Gen-Z) yang membuat mereka merasa lebih mudah dan percaya diri untuk mendapatkan koneksi, pekerjaan, dan berbagai benefit lain secara sosial.

Demi Gengsi, Warga Korea Selatan Rela Hemat Makan untuk Membeli Barang Branded

Seorang profesor di Seoul National University, Kwak Geum Joo menjelaskan kondisi ini sebagai kultur antar generasi.

Di mana, satu generasi membangun kebiasaan menabung agar mampu bertahan di situasi sulit ekonomi, sementara generasi yang lebih muda justru menghabiskan uang mereka sebagai bentuk "penghargaan diri".

Jeong So-yeon, peneliti senior di KB Securities mengatakan, “Dari perspektif jangka panjang, tren ini menjadi polarisasi. Pada saat konsumsi barang mewah meledak, membeli makanan atau kebutuhan sehari-hari (melalui online) dengan harga termurah telah menjadi (hal yang) biasa.”

Penulis : Sandra Puspita
Editor: Sandra Puspita
Berita Terkait