Rosé BLACKPINK Dituding Alami "White Complex", Penggemar Terbelah

Binsar Hutapea | 2 Mei 2025 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Rosé, personel girl group BLACKPINK, tengah menjadi sorotan tajam di media sosial setelah muncul tuduhan bahwa dirinya mengalami “white complex” atau kecenderungan untuk lebih menyukai standar kecantikan dan budaya Barat. Isu ini mencuat setelah dua keputusan penting yang ia ambil: mempertahankan gaya rambut pirang selama bertahun-tahun dan memindahkan hak cipta musiknya dari Korea ke lembaga yang berbasis di Amerika Serikat.

Rosé, yang lahir di Selandia Baru dan besar di Australia, dikenal luas dengan ciri khas rambut pirangnya sejak debut bersama BLACKPINK. Meski banyak penggemar menganggap gaya rambut tersebut sebagai bagian dari identitas visual Rosé, sebagian lainnya menilai pilihan itu sebagai bentuk penyesuaian terhadap standar kecantikan Barat. Kritikus berpendapat bahwa komitmen Rosé terhadap rambut pirang memperkuat kesan dirinya lebih condong ke arah estetika Barat.

Kontroversi ini semakin memanas saat diketahui bahwa Rosé memutuskan menarik hak cipta lagunya dari Korea Music Copyright Association (KOMCA) dan mengalihkannya ke badan-badan hak cipta di Amerika Serikat, seperti ASCAP dan BMI. Langkah ini dianggap tidak lazim bagi artis K-pop, apalagi yang sepopuler Rosé. Hanya sedikit musisi Korea yang pernah mengambil langkah serupa, termasuk Seo Taiji pada tahun 2002. Keputusan ini pun langsung dianggap oleh sebagian pihak sebagai indikasi Rosé mulai menjauh dari industri musik Korea.

Namun, di tengah kritik yang terus mengalir, para pendukung Rosé memberikan pembelaan kuat. Mereka menilai keputusan tersebut murni bersifat strategis dan berorientasi pada perkembangan karier global. Industri musik Amerika dikenal lebih terorganisir dan efisien dalam mengelola hak cipta internasional, dan langkah Rosé dinilai tepat sebagai bagian dari upaya memperluas jangkauan musiknya ke pasar dunia.

Pendukung juga menyoroti latar belakang internasional Rosé. Dengan kewarganegaraan ganda dan pengalaman tumbuh besar di negara-negara Barat, banyak penggemar menilai keputusan Rosé sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Mereka menekankan bahwa ini bukanlah bentuk pelepasan identitas Korea, melainkan cara untuk mengelola karier secara lebih efektif di tingkat global.

Meski diterpa kritik, Rosé selama ini kerap menunjukkan kecintaannya pada budaya Korea. Ia secara konsisten memasukkan unsur-unsur Korea dalam karya dan penampilannya, serta dikenal memiliki kegemaran terhadap makanan Korea. Bagi para penggemar, ini adalah bukti bahwa Rosé tidak meninggalkan akar Koreanya, melainkan berusaha menyeimbangkannya dengan identitas globalnya.

Perdebatan seputar keputusan Rosé masih terus berlangsung. Sebagian tetap bersikeras bahwa langkah-langkah tersebut mencerminkan upaya untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma Barat, sementara yang lain meyakini bahwa kritik tersebut muncul dari kesalahpahaman terhadap dinamika karier musisi internasional.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Binsar Hutapea
Berita Terkait