Skandal Penghindaran Wajib Militer, 11 Seleb Papan Atas Taiwan Ditangkap

Binsar Hutapea | 16 Mei 2025 | 18:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Skandal penghindaran wajib militer (wamil) di Taiwan semakin memanas setelah aktor Wang Ta Lu diduga memalsukan dokumen medis demi menghindari tugas negara. Sejak Februari, pihak berwenang tengah menyelidiki keberadaan jaringan penghindar wamil yang disebut-sebut melibatkan sejumlah selebritas papan atas.

Pada Selasa (14/5), otoritas setempat menggerebek sejumlah lokasi dan dilaporkan telah menahan sedikitnya 11 figur publik. Di antara mereka terdapat aktor Daniel Chen, Jushe Lee dari boyband Choc7, aktor teater Huang Po Shih, serta penyanyi Nine Chen.

Nine Chen, yang kini berusia 38 tahun, mengakui telah menghabiskan lebih dari 300.000 dolar Taiwan (sekitar Rp150 juta) untuk memalsukan kondisi hipertensi demi mendapatkan pembebasan dari kewajiban militer. Meski secara usia ia sudah melewati batas wajib militer, Nine tetap dapat dikenai sanksi hukum karena keterlibatannya dalam praktik ilegal ini.

Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman penjara antara enam bulan hingga lima tahun.

Sementara itu, William Liao, mantan personel boyband Lollipop, dilaporkan tengah syuting acara Super Taste di Pulau Green saat penggerebekan berlangsung. Ia kemudian secara sukarela mendatangi kantor polisi setempat dan mengunggah foto dirinya di depan kantor tersebut melalui akun Facebook. Setelah kembali ke Taiwan, Liao langsung ditahan untuk dimintai keterangan, sebelum akhirnya dibebaskan dengan jaminan sebesar 500.000 (sekitar Rp250 juta).

Komedian Daikon, yang saat ini berada di luar negeri, awalnya membantah keterlibatannya dalam kasus ini dengan pernyataan singkat, “Itu tidak benar.” Namun, agensinya kemudian memberikan klarifikasi bahwa pernyataan tersebut hanya merujuk pada ketidakhadirannya di kantor polisi, bukan menyangkal keterlibatannya dalam penghindaran wamil.

Pihak agensi mengakui bahwa Daikon memang menghindari wamil. Pada 2023, ia disebut mengajukan pembebasan berdasarkan diagnosis medis terkait pekerjaan. Perusahaan pun mengakui bahwa tindakan tersebut memberikan contoh buruk dan menyatakan bahwa Daikon telah menunjukkan penyesalan serta berkomitmen untuk mengikuti perintah wajib militer di masa depan.

Dalam keterangan resmi, otoritas mengungkap bahwa jaringan penghindar wamil tersebut memberi arahan kepada para calon tentara untuk memalsukan riwayat hipertensi atau memanipulasi hasil tes kesehatan. Beberapa cara yang dilakukan termasuk menahan napas atau menegangkan otot agar tekanan darah meningkat saat pemeriksaan medis.

Selain itu, para tersangka disebut memanfaatkan celah dalam prosedur pemeriksaan terbaru yang memungkinkan pemantauan tekanan darah selama 24 jam di rumah. Dalam praktiknya, alat pemantau tersebut dikenakan oleh individu dengan riwayat hipertensi nyata demi mendapatkan hasil yang mendukung klaim palsu. Hasil manipulasi ini kemudian digunakan untuk mengubah status militer dari "aktif" menjadi "bebas tugas."

Sebelumnya, pengecualian karena alasan medis hanya bisa didapatkan melalui pemeriksaan di rumah sakit yang ditunjuk, dengan prosedur ketat dan pengukuran tekanan darah berulang. Namun, perubahan regulasi dimanfaatkan oleh kelompok ini untuk meraup keuntungan dengan cara ilegal.

Skandal ini kini menjadi sorotan publik dan memunculkan perdebatan luas di Taiwan tentang integritas dan keadilan dalam kewajiban bela negara.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Binsar Hutapea
Berita Terkait