Adegan Ciuman di Dracin Be Passionately in Love Jadi Sorotan: Sensor vs Chemistry

Alexandra Yaya | 10 Juni 2025 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dalam lanskap drama China (dracin) yang kian berkembang pesat, romansa tetap menjadi elemen kunci yang menarik minat penonton, baik domestik maupun internasional.

Namun, di balik layar, para pelaku industri menghadapi dilema klasik: bagaimana menyeimbangkan antara tuntutan sensor pemerintah dan keinginan penonton akan chemistry yang intens, terutama dalam adegan ciuman!

Isu ini kembali mencuat setelah drama intens Be Passionately in Love ramai diperbincangkan karena keberadaan adegan ciuman yang dianggap penting dalam pengembangan hubungan karakter.

Sensor vs Realita Emosi

Dalam diskusi terbatas yang diadakan oleh salah satu platform produksi streaming di Beijing, beberapa sutradara dan produser mengakui bahwa batasan sensor membuat mereka harus sangat hati-hati menyajikan kedekatan fisik.

“Adegan ciuman bukan tabu total, tapi harus sangat kontekstual dan tidak boleh terlihat ‘bernafsu’ atau berlebihan,” ujar seorang produser yang enggan disebutkan namanya.

Beberapa adegan akhirnya dihilangkan atau diganti dengan tatapan dalam, genggaman tangan, atau pelukan penuh makna. Meskipun terlihat ‘aman’, banyak penonton merasa kehilangan dinamika emosional yang lebih mendalam.

“Ironisnya, yang dicari penonton bukan sensualitas murahan, tapi emotional payoff. Kalau mereka sudah terlibat emosional, ciuman itu simbol penting,” jelas seorang penulis skenario.

Aktor Juga Punya Batas

Tidak hanya soal sensor, beberapa aktor pun memilih membatasi keterlibatan dalam adegan romantis. Alasannya beragam, dari citra publik, kontrak agensi, hingga kenyamanan pribadi.

“Beberapa aktor idola dibentuk dengan imej ‘murni’ yang tak boleh ternoda oleh terlalu banyak skinship. Apalagi jika fanbase mereka protektif,” ujar salah satu manajer artis.

Hal ini membuat tim produksi harus lebih kreatif. Dalam Be Passionately in Love, adegan klimaks romansa semula ditulis sebagai ciuman emosional di tengah hujan.

Namun dalam versi tayang, hanya terlihat pelukan erat dan air mata yang mengalir. “Kami ganti pendekatannya, tapi tetap ingin penonton merasakan ‘ledakan’ emosi,” kata sang sutradara.

Chemistry Tanpa Kontak

Beberapa pelaku industri kini mulai mengeksplorasi narasi dan sinematografi yang mampu membangun romantic tension tanpa harus mengandalkan adegan fisik.

Close-up ekspresi, tempo dialog yang lambat, hingga skor musik yang tepat menjadi senjata utama.

“Kami belajar dari K-drama klasik, bahkan dari perfilman Jepang, bahwa tidak semua cinta harus dipertontonkan secara fisik,” kata editor naskah.

Namun, industri juga mengakui bahwa pasar internasional punya ekspektasi berbeda. Untuk penonton luar negeri, terutama dari Asia Tenggara dan Amerika Latin, ekspresi cinta secara fisik menjadi bagian penting dalam narasi romantis.

Adegan ciuman di dracin seperti Be Passionately in Love memang bukan segalanya, namun bukan pula tanpa makna.

Dalam industri yang terus berkembang di bawah bayang-bayang regulasi ketat, para pelaku industri di China kini ditantang untuk terus berinovasi. Mereka harus mencari cara agar kisah cinta tetap menggugah, meskipun tanpa sentuhan bibir yang terlalu lama.

Karena pada akhirnya, cinta bisa dirasakan bukan hanya lewat ciuman, tapi lewat cara seseorang memandang, berkorban, dan bertahan—meskipun dunia menuntut untuk menahan diri.

Penulis : Alexandra Yaya
Editor: Supriyanto
Berita Terkait