CATATAN MUSIK 2013: Akhir Era Boyband/Girlband dan Siklus Tren 10 Tahunan, Kini Giliran Dangdut Koplo?

Administrator | 17 Desember 2013 | 16:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - TAHUN 2013 yang sebentar lagi usai mencatat dua peristiwa yang menarik di jagat musik tanah air.?

Yang pertama adalah hengkangnya dua personel dari girlband dan boyband masing-masing yang sudah membesarkan nama mereka: Morgan Oey keluar dari SM*SH dan Anisa Rahma keluar dari Cherybelle.?

Peristiwa kedua, pada ajang Inbox Awards 2013 ada kategori baru "Lagu Dangdut Paling Inbox." Kepada situs ini, Direktur Program dan Produksi SCTV Harsiwi Achmad mengatakan, "Tahun lalu boyband, tahun ini terjadi fenomena dangdut, khususnya dangdut koplo. Makanya tahun ini kami memasukkan penyanyi dan lagu dangdut di nominasi."?

Ya, entah Anda penggemar boyband/girlband lokal atau bukan, Anda harus menerima kenyataan ini: tahun ini popularitas jenis musik ini tak seramai tahun lalu. Tahun ini yang lebih sering mengisi jagat musik dan acara TV kita adalah lagu-lagu dangdut koplo seperti "Buka Sitik Joss," "Kereta Malam", atau lagu goyang "Bang Jali". ? ??

Tren ini sebetulnya sudah kelihatan tanda-tandanya sejak tahun lalu. Selain gempita boyband/girlband dan serbuan Hallyu dan K-Pop terselip lagu "Iwak Peyek" yang bikin Trio Macan meraih puncak popularitasnya. Tahun ini boyband/girlband yang bertahan di puncak bisa dihitung dengan jari. Selain SM*SH dan Cherrybelle ada bocah-bocah Coboy Junior yang memuncaki tangga tertinggi tahta girlband/boyband.?

Siklus 10 tahunan musik tanah air
Yang menarik ditelisik, bagaimana dangdut bisa kembali berjaya??

Dunia musik kita konon mengenal teori "siklus 10 tahunan." Soal teori ini pernah saya baca dari amatan sebuah majalah. Di situ dikatakan siklus 10 tahunan kerap terjadi di jagat musik tanah air.?

Siklus itu dimulai pasca Orde Lama bubar, sekitar 1967. Musik Koes Plus (awalnya Koes Bersaudara) yang sempat dilarang Soekarno, bebas berlenggang. Kehadiran Koes Plus menjadi anti tesis dari musik melayu "patah hati" yang populer dibawakan Rachmat Kartolo, Alian, Teti Kadi, Vivi Sumantir, dan Muchsin-Titiek Sandhora.?

Koes Plus yang jadi ngetop lantas diikuti munculnya band-band sejenis macam Panbers, The Mercy's dan Favorites. Lantas muncul pula variannya band-band rock yang diwakili God Bless, Giant Step, hingga SAS (d/h AKA) yang bertampang sangar.?

Syahdan, entah lantaran bosan atau apa band-band model Koes Plus dan God Bless seperti tak mendapat tempat lagi. Mulai muncul eksprerimentasi bermusik dari musisi tanah air. Pokoknya, musik Indonesia tak lagi mengandalkan musik "tiga jurus", melainkan harus lebih rumit--dari segi melodi, harmonisasi, dan aransemennya. Maka, di tahun 1977 lahir Guruh Gipsy, soundtrack "Badai Pasti Berlalu", dan lagu "Lilin-lilin Kecil" yang menang Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR). Musisi yang jadi pentolan di era ini adalah Guruh Soekarnoputra, Eros Djarot, Yockie Soeryoprayogo, dan Chrisye. Mereka tak lagi berkiblat kepada The Betales atau Bee Gees seperti Koes Plus, melainkan pada grup rock progresif macam Yes, Genesis, atau ELP.?

Era ini berlanjut terus sampai tahun '80-an. Puncaknya adalah saat Fariz RM muncul. Pria ini tergolong jenius. Ia piawai main segala macam alat musik dan mencipta lagu-lagu keren. Namun apa daya, Fariz yang jenius pun harus takluk oleh industri. Di tahun 1986 atau '87, musik pop malah diramaikan musisi cewek yang mengharu-biru dengan musik-musik cengengnya. Di sini muncul penyanyi kayak Chintami Atamanegara, Meriem Bellina, Ria Angelina, dan tentu Dian Pieshesha. Di jajaran prianya ada Obbie Messakh, Pance Pondaag, dan sang ikon Rinto Harahap. Inilah eranya--yang sering disebut serampangan sebagai--"pop cengeng".?

Lagu-lagu berlabel "pop cengeng" itu kemudian digilas oleh musisi yang mengandalkan kekuatan vokal--bahkan boleh diadu di lomba nyanyi kelas dunia--dan musisi yang bermusik tak asal cengeng--melainkan hasil kerja kreatif yang matang. Di jajaran penyanyi kita mengenal Harvey Malaiholo yang punya julukan Macan Festival, selain ada Vina Panduwinata, January Christy, dan Vonny Sumlang.?

Musikalitas musisi era penghujung 1980-an ini kerap disebut pop kreatif untuk membedakannya dengan musik pop asal-asalan. Dari aliran ini kemudian kita tahu Kla Project, lalu Kahitna.

Pop kreatif mulai ditinggalkan di pertengahan 1990-an, atau 10 tahun sejak kelahirannya. Di tahun-tahun itu muncul band asal Yogyakarta yang sukses menjual kaset hingga sejuta keping. Namanya Sheila On 7. Selepas mereka, muncul pula Padi yang ikutan sukses menjual lebih dari sejuta copy. Inilah puncak panen bagi label rekaman yang belum terulang lagi hingga sekarang.?

Di dekade 2000-an siklus 10 tahunan berujung dengan kembalinya "pop cengeng" dalam bentuknya yang lain. Fenomena itu berawal dengan munculnya band-band yang musiknya tak berat plus tampang personelnya ganteng-ganteng. Peterpan dan Samsons mengawali siklus ini. Namun, di puncak siklus malah muncul musik dari band bertampang pas-pasan dan berkualitas juga seadanya, tapi tampil dengan resep yang musik yang kena dikuping pendengar kita yang ternyata doyan "rasa Melayu". Awalnya adalah Radja yang vokalisnya nggak pede untuk melepas kacamata hitamnya, lalu dipuncaki Kangen Band yang vokalisnya Anda tahu sendiri tampangnya.?

Okelah, tak elok bicara fisik. Toh, masyarakat buktinya suka musik-musik Melayu yang mendayu-dayu gubahan mereka. Akhir dekade 2000-an adalah eranya musik-musik Melayu.

Nah, menginjak dekade kedua 2000-an tren musik Melayu tergilas juga. Yang menggilas adalah musik boyband/girlband yang diusung SM*SH dan kawan-kawannya. Pada akhirnya, cowok-cowok dan cewek-cewek bertampang ganteng dan cantik kembali menghiasi layar kaca kita. Band-band Melayu dengan personel bertampang pas-pasan terpaksa harus mengalah.?

Siklus 10 tahunan dangdut
Tapi rupanya teori "siklus 10 tahunan" ini tak berlaku lagi. Tren sebuah jenis musik kini kian pendek. Rasanya belum hilang dari ingatan kita akan pudarnya musik Melayu diganti boyband/girlband. Kini kita menyaksikan popularitas boyband/girlband memudar diganti dangdut koplo.?

Ingatkah Anda kapan terakhir kali dangdut jenis ini mendominasi jagat musik kita??

Rasanya tepat 10 tahun lalu, tahun 2003, pedangdut asal Pasuruan Jawa Timur Inul Daratista meraih puncak popularitas dengan goyang ngebor-nya. Hal ini kemudian mengundang kontroversi ketika sang raja dangdut Rhoma Irama memintanya berhenti menari goyang ngebor. Publik kemudian malah lebih membela Inul. Inul kian populer. Selain goyang ngebor, ada goyang patah-patah, goyang gergaji, goyang ngecor, dan macam-macam goyangan lagi.?

Siklus 10 tahunan sedang menyapa dangdut. Pertanyaannya sampai kapan tren ini bertahan dan berganti tren lain??

(ade/ade)?

Penulis : Administrator
Editor: Administrator
Berita Terkait